Muhhammadiyah Tetapkan 1 ramadhan 1446 H pada 1 Maret dan Idul Fitri 30 Maret 2025

Muhhammadiyah Tetapkan 1 ramadhan 1446 H pada 1 Maret dan Idul Fitri 30 Maret 2025

Muhhammadiyah Tetapkan 1 ramadhan 1446 H pada 1 Maret dan Idul Fitri 30 Maret 2025--ist

SILAMPARI.CO.ID - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah resmi menetapkan awal Ramadhan 1446 Hijriah jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025, dan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 H akan dirayakan pada Ahad, 30 Maret 2025. Penetapan ini diumumkan berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal, yang menjadi pedoman utama organisasi Muhammadiyah dalam menentukan kalender Islam.

BACA JUGA:Sistem Baru Tilang 2025: Pelanggaran Lalu Lintas Bisa Berujung Kehilangan SIM

BACA JUGA:Apakah KTP-mu Sudah Pernah Dipakai Daftar Pinjol? Begini Cara Ceknya!

Metode hisab hakiki wujudul hilal digunakan Muhammadiyah untuk menghitung posisi bulan secara astronomis. Berdasarkan perhitungan ini, hilal (bulan sabit pertama) diperkirakan sudah akan terlihat pada Jumat, 29 Februari 2025, setelah matahari terbenam. Dengan demikian, keesokan harinya, Sabtu, 1 Maret 2025, ditetapkan sebagai awal Ramadhan 1446 H.

Untuk 1 Syawal 1446 H, hilal diperkirakan terlihat pada Sabtu, 29 Maret 2025, sehingga Hari Raya Idul Fitri akan dirayakan pada Ahad, 30 Maret 2025.

BACA JUGA:PLN UID S2JB Peringati Bulan K3 Nasional 2025, Perkuat Komitmen Terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja

BACA JUGA:PLN Rampungkan Pembangunan PLTMG Luwuk 40 MW, Pasokan Listrik Sistem Sulteng Makin Andal

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menegaskan bahwa metode hisab ini telah menjadi acuan Muhammadiyah selama bertahun-tahun. "Penetapan ini didasarkan pada kajian ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Kami berharap masyarakat dapat menyambut bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri dengan penuh kebahagiaan dan persiapan spiritual," ujarnya.

BACA JUGA:Harga Emas Hari ini 10 Januari 2025: Apa yang Membuat Emas Semakin Mahal

BACA JUGA:Iphone 16 Tetap Belum Bisa Dijual Resmi, Investasi Apple Tak Sesuai Harapan

Seperti tahun-tahun sebelumnya, ada kemungkinan perbedaan penetapan awal Ramadhan dan Idul Fitri antara Muhammadiyah dan pemerintah yang menggunakan metode rukyat (pengamatan langsung) melalui sidang isbat. Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) biasanya akan menetapkan tanggal berdasarkan hasil pengamatan hilal secara langsung, yang terkadang menghasilkan keputusan berbeda dari hisab Muhammadiyah.

BACA JUGA:Harga Bahan Pokok di Indonesia pada 10 Januari 2025: Kenaikan dan Penurunan Menghiasi Pasar Nasional

BACA JUGA:Kejaksaan Negeri Lubuklinggau Tahan Kades Lubuk Mas atas Kasus Korupsi Dana Desa

 Namun, Muhammadiyah tetap menghormati perbedaan tersebut. "Kami selalu mengutamakan semangat persatuan dan toleransi dalam menghadapi perbedaan penetapan kalender hijriah. Perbedaan ini adalah bagian dari kekayaan Islam yang tetap harus dirayakan dengan damai," tambah Haedar.

Dengan penetapan ini, Muhammadiyah berharap umat Islam dapat memanfaatkan bulan suci Ramadhan sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah. Meskipun potensi perbedaan dengan pemerintah atau organisasi Islam lainnya mungkin terjadi, semangat persaudaraan dan toleransi diharapkan tetap menjadi prioritas utama.

BACA JUGA:Kejaksaan Negeri Lubuklinggau Tahan Kades Lubuk Mas atas Kasus Korupsi Dana Desa

BACA JUGA:Pengumuman Hasil Seleksi Kompetensi PPPK Tenaga Guru Tahap I Kota Lubuklinggau Tahun 2024

Sumber: