Bank Indonesia Optimis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Lebih Baik, Fokus pada Stabilitas dan Digital

Bank Indonesia Optimis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Lebih Baik, Fokus pada Stabilitas dan Digital

: Bank Indonesia Optimis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2025 Lebih Baik, Fokus pada Stabilitas dan Digitalisasi--ist

SILAMPARITV.CO.ID - Bank Indonesia (BI) optimis Indonesia akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih baik pada tahun 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan berkisar antara 4,7 hingga 5,5 persen pada tahun 2025, dengan proyeksi kenaikan lebih lanjut pada tahun-tahun berikutnya, mencapai 4,8 hingga 5,6 persen pada 2026.

Dalam Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2024, yang digelar secara virtual, Perry menjelaskan bahwa meskipun tantangan global dan geopolitik masih ada, Indonesia dapat terus tumbuh dengan optimisme yang tinggi. Bank Indonesia memprediksi bahwa inflasi akan tetap terkendali pada angka 2,5 persen plus minus 1 persen, yang berperan penting dalam menciptakan iklim ekonomi yang stabil dan kondusif bagi pertumbuhan.

BACA JUGA:BKN Terbitkan Surat Edaran Tentang Aturan Sanksi Pelamar CPNS dan PPPK yang Mengundurkan Diri

BACA JUGA:Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Tetap Berlangsung Selama Ramadan: Nutrisi Terjaga di Bulan Penuh Berkah

Salah satu faktor yang dijaga oleh BI untuk mendukung pertumbuhan ekonomi adalah stabilitas nilai tukar rupiah. BI akan terus berkomitmen untuk menjaga nilai tukar rupiah tetap stabil, serta mendorong penyaluran kredit agar bisa tumbuh antara 11 hingga 13 persen. Pemerintah juga mendorong digitalisasi ekonomi yang terus berkembang, baik di sektor ekonomi keuangan maupun untuk transaksi keuangan pemerintah.

Penurunan Suku Bunga dan Insentif Likuiditas

Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Januari 2025, BI menurunkan suku bunga sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,75 persen, sebagai langkah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Perry menekankan bahwa penurunan suku bunga ini merupakan bagian dari strategi BI untuk menjaga inflasi rendah dan memfasilitasi sektor perbankan dalam penyaluran kredit.

BACA JUGA:Pilihan Bedak yang Cocok untuk Semua Jenis Kulit: Rahasia Kulit Flawless Sepanjang Hari

BACA JUGA:Tak Hanya Rugikan PLN, Pencurian Kabel Listrik Berimbas pada Kontinuitas Kelistrikan Masyarakat

Selain itu, BI juga telah menyalurkan insentif Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) sebesar Rp295 triliun kepada perbankan untuk mendukung sektor-sektor prioritas dalam ekonomi Indonesia.

Sinergi, Stabilitas, dan Transformasi

Perry menegaskan bahwa keberhasilan Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam ekonomi global tidak terlepas dari sinergi antara pemerintah, BI, dan pemangku kepentingan lainnya. Sinergi ini menjadi dasar bagi Indonesia untuk tidak hanya mempertahankan stabilitas, tetapi juga untuk mentransformasi ekonomi melalui inovasi dan peningkatan produktivitas.

BACA JUGA:Rekomendasi Kacamata Ideal untuk Pekerja Kantoran: Lindungi Mata di Era Digital

BACA JUGA:Jadwal Libur dan Pembelajaran Selama Ramadan 2025 Resmi Ditetapkan, Tidak Ada Libur Penuh Sebulan

Perry menggarisbawahi bahwa stabilitas adalah kunci utama untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Selain itu, transformasi ekonomi menjadi hal yang sangat penting untuk meningkatkan produktivitas, penciptaan lapangan kerja, dan efisiensi di berbagai sektor.

Perry juga menyebutkan bahwa visi Asta Cita yang diprakarsai oleh Presiden Indonesia fokus pada sinergi, stabilitas, dan transformasi ekonomi, yang bertujuan untuk membawa Indonesia ke arah pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan lebih inklusif di masa depan.

BACA JUGA:Gebrakan 100 Hari, Presiden Prabowo Resmikan 37 Proyek Ketenagalistrikan Nasional

BACA JUGA:Pemerintah Fokuskan Program Makan Bergizi Gratis untuk Cegah Masalah Gizi di Indonesia

Sumber: