BMKG Sumsel Prediksi Kemarau 2025 Lebih Kering, Waspada Potensi Karhutla Meningkat

BMKG Sumsel Prediksi Kemarau 2025 Lebih Kering, Waspada Potensi Karhutla Meningkat

BMKG Sumsel Prediksi Kemarau 2025 Lebih Kering, Waspada Potensi Karhutla Meningkat--ist

SILAMPARITV.CO.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan (Sumsel) memperkirakan bahwa musim kemarau tahun 2025 akan lebih kering dibandingkan tahun sebelumnya. Prediksi ini mengindikasikan adanya potensi peningkatan jumlah dan luasnya titik api kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Sumsel.

Koordinator BMKG Sumatera Selatan, Wandayan Tolis, dalam keterangannya pada Jumat (14/3/2025), menjelaskan bahwa perbedaan kondisi ini dipengaruhi oleh fenomena iklim yang terjadi.

BACA JUGA:Perbedaan Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar: Dua Waktu Mulia di Bulan Ramadhan

BACA JUGA:Pengumuman SNBP 2025 Segera Dirilis, Ini Cara Cek Hasil dan 40 Link Mirror PTN

"Pada tahun 2024, Sumsel mengalami fenomena La Nina atau kemarau basah. Maka, kemarau tahun ini akan terasa lebih kering," ujar Wandayan.

Kemarau Diprediksi Jatuh pada Juni-Oktober 2025

Berdasarkan analisis BMKG, musim kemarau di Sumsel akan berlangsung mulai Juni hingga Oktober 2025. Dengan kondisi kemarau yang lebih kering ini, BMKG memperingatkan bahwa potensi hot spot atau titik api Karhutla akan meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

"Pada 2024 lalu, meskipun mengalami kemarau basah, beberapa hot spot masih muncul. Apalagi nanti ketika kemarau kering, maka potensi munculnya hot spot akan lebih besar dan luas," tambah Wandayan.

OKI Diprediksi Mengalami Kemarau Lebih Awal

BACA JUGA:Tanah Longsor di Jalur Mura-Muba, Satu Rumah Amblas ke Jurang

BACA JUGA:Diberdayakan BRI, UMKM Papua Global Spices Berhasil Eksis di Pasar Internasional

Salah satu daerah yang menjadi perhatian utama BMKG adalah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Wilayah ini diperkirakan akan memasuki musim kemarau lebih cepat dibandingkan daerah lain di Sumsel, yakni pada dasarian I Mei 2025, sementara daerah lain umumnya akan mulai mengalami kemarau pada dasarian I dan II Juni 2025.

"Kami akan memfokuskan pengawasan dan antisipasi lebih awal di OKI, karena daerah ini akan mengalami musim kemarau yang lebih panjang. Titik api juga lebih banyak di wilayah ini, sehingga langkah-langkah mitigasi harus dilakukan lebih dini dan melibatkan kesadaran masyarakat setempat," jelas Wandayan.

Antisipasi Karhutla dengan Modifikasi Cuaca dan Edukasi Masyarakat

BMKG Sumsel akan berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel serta instansi terkait untuk melakukan langkah antisipatif guna meminimalisir risiko Karhutla. Salah satu metode yang akan diterapkan adalah modifikasi cuaca untuk melakukan pembasahan lahan, sehingga potensi kebakaran dapat ditekan.

BACA JUGA:Operasi Pasar Murah di Musi Rawas Disambut Antusias, Telur Jadi Komoditas Paling Diburu

BACA JUGA:Satgas Pangan dan Disperindag Musi Rawas Sidak Pasar: Pastikan Takaran Minyakita Sesuai Standar

"Modifikasi cuaca akan kita lakukan untuk membasahi lahan guna mengurangi kemungkinan penyebaran titik api. Selain itu, kita juga akan melakukan edukasi kepada masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan secara sengaja, karena dampaknya sangat luas," tegasnya.

Pihak BMKG juga mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap ancaman kebakaran di lahan gambut dan daerah rawan api lainnya, mengingat kondisi kemarau yang diprediksi akan lebih kering.

Dampak Musim Kemarau Kering: Dari Pertanian hingga Kesehatan

Kemarau yang lebih kering juga berpotensi mempengaruhi berbagai sektor di Sumsel, terutama sektor pertanian, perikanan, serta kesehatan masyarakat. Penurunan ketersediaan air bisa berdampak pada produksi pertanian, sementara peningkatan polusi udara akibat kebakaran hutan bisa memperburuk kualitas udara dan menyebabkan gangguan pernapasan bagi masyarakat.

BACA JUGA:Wali Kota Lubuklinggau Sidak Pasar dan Umumkan Pembebasan Retribusi

BACA JUGA:Pentingnya Memenuhi Kebutuhan Cairan Tubuh Saat Berbuka dan Sahur untuk Menjaga Kesehatan Selama Puasa

BMKG mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk melakukan persiapan menghadapi musim kemarau dengan langkah-langkah seperti:
✔ Meningkatkan kesiapsiagaan dalam pemadaman dini titik api
✔ Menyediakan sumber air cadangan bagi daerah pertanian
✔ Mengurangi aktivitas pembakaran lahan oleh masyarakat
✔ Menggunakan masker untuk mengurangi dampak kabut asap jika terjadi Karhutla

Dengan berbagai langkah antisipasi yang telah direncanakan, diharapkan dampak dari musim kemarau 2025 yang lebih kering ini dapat diminimalisir, terutama dalam mengurangi risiko Karhutla yang berpotensi mengancam lingkungan dan kesehatan masyarakat.

BACA JUGA: Pendaftaran Beasiswa LNG Academy 2025: Kesempatan Emas untuk Lulusan SMA/SMK

BACA JUGA:Manfaat Kolang-Kaling Saat Dikonsumsi Saat Buka Puasa: Sumber Energi dan Kesegaran Alami

Sumber: