Waspada! Kasus COVID-19 di Indonesia Meningkat, Pemerintah Kembali Aktifkan Protokol Kesehatan

Waspada! Kasus COVID-19 di Indonesia Meningkat, Pemerintah Kembali Aktifkan Protokol Kesehatan

Ilustrasi covid-19--Freepik

SILAMPARITV.CO.ID - Akibat kasus Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan, Pemerintah mulai aktifkan protokol kesehatan.

Hal ini dilakukan untuk mengupayakan terjadinya penularan kasus Covid-19, khususnya kepada para masyarakat yang melakukan perjalanan mudik atau liburan Natal dan Tahun Baru.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menuturkan perihal ini sangat penting seiring dengan meningkatnya kembali kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia.

Dengan demikian, agar tidak berdampak terhadap kegiatan pariwisata maupun ekonomi kreatif pada akhir tahun.

BACA JUGA:Akibat KKB Serang Pos TNI di Maybrat, Prajurit Alami Gugur dan Luka

"Mari kita terapkan dan patuhi protokol kesehatan, seperti sebelumnya. Saat New Normal kita belajar perih menggunakan masker dan cuci tangan," ujarnya dalam keterangannya.

Terlebih adalah ketika sedang berada dalam lingkungan ada orang yang kurang sehat, serta dilengkapi dengan vaksin, baik wisatawan maupun seluruh stakeholder di pariwisata dan ekonomi kreatif," ungkapnya.

Kemenkes (Kementerian Kesehatan) sebelumnya telah memberikan iformasi terkait kasus Covid-19 kembali menyebar dalam kurun waktu terakhir.

Dengan catatan Kemenkes, kasus aktif Covid-19 di periode 6-19 Desember berjumlah sebanyak 2.548 kasus dan untuk kasus mingguan meningkat hingga 243%.

BACA JUGA:PT Kliring Berjangka Indonesia Perusahaan BUMN Sedang Membuka Lowongan Kerja untuk D3, Berikut Syaratnya

Di satu sisi, saat ini juga terdapat varian baru virus corona dengan varian JN.1 yang merupakan sublineage dari BA.2.86 di Indonesia.

Badan Kesehatan Dunia sebelumnya sudah mengklasifikasikan Covid JN.1 sebagai varian of interest namun resikonya rendah.

Hal ini seperti yang dilaporkan oleh Reuters, Covid JN.1 dapat dihindari dengan sistem kekebalan dan menularkan lebih mudah dibanding varian lain yang beredar saat ini.

Namun JN.1 belum memperlihatkan tanda-tanda penyakit yang lebih parah.

Sumber: