Mengenal Lebih Dalam Tentang Stunting, Apa Sih Penyebab dan Faktornya?

SILAMPARITV.CO.ID - Sebagian orang tentunya tidak asing lagi dengan kata stunting, akan tetapi masih banyak orang juga salah dalam mengartikannya, sebenarnya apa sih penyebab dari stunting dan faktor apa saja yang dapat menyebabkan stunting itu?

Sementara itu, stunting saat ini sedang heboh yang dibincangi di sosial media, karena stunting memiliki artian seperti anak yang bertubuh pendek. 

Maka dari itu, sebagian orang juga bertanya-tanya, padahal di dunia ini memang ada anak yang bertubuh tinggi dan pendek, oleh karena itu kita akan mmebahasnya lebih dalam tentang Stunting.

Menurut WHO (World Health Organization), stunting adalah postur tubuh pendek atau sangat pendek yang didasarkan oleh panjang atau tinggi badan menurut usia.

BACA JUGA:Apa Itu Penyakit Metal OCD dan Bagaimana Ciri-cirinya? Cek Disini!

Stunting juga dinilai memiliki tubuh yang kurang dari minus 2 standar deviasi pada kurva pertumbuhan WHO. 

Hal ini dikarenakan adanya  kondisi iniversible akibat asupan nutrisi yang tidak ada kuat dan atau infeksi berulang dan juga kronis yang terjadi dalam 1000 hari pertama kehidupan.

Contoh dari stunting adalah saat anak perempuan berusia 6 tahun memiliki tinggi sekitar 115 hingga 120 cm, maka dia dapat dikatakan normal untuk usianya. 

Namun, saattingginya 110 CM ini dapat dikatakan pendek teapi masih dalam batas normal.

BACA JUGA:Inilah 8 Penyebab Umum Sakit Tenggorokan dan Cara Pengobatannya

Berbeda dengan semisal tingginya hanya 100 hingga 105 cm, maka anak tersebut termasuk stunting. Perlu kamu kethaui bahwa tidak semua balita pendek itu stunting, tetapi anak yang stunting sudah pasti pendek.

Stunting adalah suatu masalah yang harus dibuat solusinya sebab menurut data Who pada Tahun 2022, secara global terdapat kurang lebih 148 juta anak di bawah usia 5 tahun yang mengalami stunting.

Untuk di Indonesia, menurut survey, status gizi Indonesia Tahun 2022 sebanyak 21,6% anak yang mengalami stunting.

Lantas, stunting terjadi dikarenakan beberapa faktor, diantaranya adalah status gizi ibu yang buruk, praktek menyusui, dan pemberian makan bayi atau balita yang kurang baik.

Sumber: