Kasus Pencabulan Santriwati Marak, Gus Baha: Itu Bagus, Maksudnya?

Kasus Pencabulan Santriwati Marak, Gus Baha: Itu Bagus, Maksudnya?

PENDAPAT Gus Baha ungkapkan pendapatnya soal maraknya kasus pencabulan di Pesantren. (ilustrasi-Instagram/@kajian.gusbaha)

JAKARTA- Kasus pencabulan santriwati yang dilakukan pimpina Pondok Pesantren kian marak belakangan waktu ini. Sebetulnya, kasus Kiai atau anak Kiai mencabuli santrinya ini bukan cerita baru di dalam dunia pesantren di Indonesia.


Bahkan, fenomena ini sudah lama terjadi di lingkungan pesantren dan sudah banyak pelaku yang ditangkap dan diproses hukum.


Yang menjadi sorotan baru-baru ini, kasus pencabulan santriwati yang dilakukan anak Kiai Moch Subchi Azal Tsani alias MSAT alias Bechi, putra Kiai Muchtar Mu’ti, pengasuh Pondok Pesantren Shiddiqiyyah.
Ramainya kasus ini lantaran tindakan Bechi yang tidak kooperatif, sehingga membuat polisi melakukan penjemputan paksa di Pesantren Shiddiqiyyah dengan mengerahkan ratusan personel.


Menanggapi ramainya kasus pencabulan di Pondok Pesantren belakangan ini, Kiai Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha pun ikut angkat bicara.
Dikutip dari akun YouTube Santreh Kopengan, Gus Baha menceritakan sering ditanyakan mengenai fenomena kiai mencabul santrinya.


"Saya sering ditanya mahasiswa itu fenomena kiai apa?" kata Gus Baha.
Ketika ditanya fenomena itu, jawaban Gus Baha sungguh tidak terduga.
"Itu bagus kata saya," ujar Gus Baha.


Mendengar jawaban Gus Baha, para mahasiswa merasa heran dan aneh mengapa Gus Baha malah menjawab bagus.


"Itu menunjukkan bahwa Islam itu masih benar. Jadi kekuatan teks samawi itu masih kuat mengalahkan kultus. Harusnya kamu syukur," ucap Gus Baha.


"Coba sekarang begini, kiai menghamili santrinya, jatuh apa gak? Jatuh. Itu masih bagus buat umat Islam karena masih mempercayai teks Quran bahwa zina itu haram. Isinya Islam itu kan Quran dan hadis," sambungnya.


Justru yang bahaya, menurut Gus Baha, ketika ada kiai zina, umat Islam malah mengalahkan Quran dengan menganggap kejadian seperti itu tidak apa-apa karena dia seorang kiai.
Gus Baha mengingatkan, bahwa umat Islam itu harus beriman pada Alquran bukan ke kiai.


"Cara Quran, orang harus iman ke Quran titik. Ga ada dalam Quran orang itu iman ke kiai. Quran mengatakan zina itu haram, ya sudah, yang melakukan zina, jatuh. Berarti umat Islam masih meyakini teks (Quran)," tuturnya.


"Ya soal kita cemas, artinya kita sebagai sama-sama santri, menyayangkan. Tapi jangan kamu pertaruhkan Islam rusak. Islam ga apa-apa, baik-baik saja. Bolak-balik kejadiannya, Islam baik-baik saja," imbuhnya.
Menurut Gus Baha, umat islam harus bangga dengan perasaan seperti itu karena masih meyakini Alquran daripada kiainya.


"Justru anda harus bangga terhadap perasaannya umat Islam masih menghormati Quran artinya yakin betul daripada ke kiainya. Yang dosa kan kiainya, umat Islam baik-baik saja," pungkas Gus Baha. (disway.id)

Sumber: