Gus Iqdam dan Harmoni Melodi: Memahami Pengajian dalam Konteks Modern

 Gus Iqdam dan Harmoni Melodi: Memahami Pengajian dalam Konteks Modern

Foto gus iqdam--

SILAMPARITV.CO.ID - Blitar - Sebuah video viral belakangan ini memperlihatkan momen menarik di tengah acara pengajian. Dalam video tersebut, seorang tokoh agama yang dikenal sebagai Agus Muhammad Iqdam Kholid, atau lebih dikenal sebagai Gus Iqdam, terlihat tengah berada di sekitar alat musik mixer sound system, menyuguhkan keselarasan melodi yang menarik. Video ini mengundang beragam tanggapan dari warganet, baik pujian maupun kritik.

Dilansir dari detikJatim, video ini diunggah oleh akun TikTok @Dixs.ditzz pada tanggal 13 Maret 2024 dan segera menarik perhatian dengan jumlah penonton mencapai 4,7 juta orang. Narasi dalam video tersebut menuliskan, "PENGAJIAN GUS IQDAM Di Barengi dengan DJ REMIX. Jelas ini kesesatan terjerumus dalam perbuatan DOSA..." Namun, seorang pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Sabulu Taubah, Ilham Burhanuddin atau lebih akrab disapa Jebor, membantah klaim dalam video tersebut.

BACA JUGA:Kabar Gembira! Realme C65 Akan Masuk Indonesia, Berikut Harga dan Spesifikasinya!

Jebor, ketika dihubungi oleh detikJatim, mengonfirmasi bahwa video tersebut tidak mencerminkan kebenaran. Menurutnya, apa yang terlihat dalam video hanyalah Gus Iqdam sedang bermain dengan mixer sound system bersama tim operator. Peristiwa itu terjadi saat Gus Iqdam mengunjungi tim operator dalam acara Harlah Sabilu Taubah pada tanggal 16 Februari 2024.

"Dalam konteks yang sebenarnya, videonya tidak benar. Saya mohon untuk memeriksa video tersebut di Youtube (Sabilu Taubah). Gus Iqdam bukan sedang bermain DJ remix, tetapi beliau hanya berkunjung ke tim operator sound system," ungkap Jebor.

Reaksi yang muncul dari masyarakat atas video ini memperlihatkan betapa sensitifnya isu seputar keagamaan dan tata cara dalam menjalankan ibadah. Sebagian warganet menyoroti video tersebut dengan pandangan kritis, menganggapnya sebagai bentuk kesalahan dan tidak patut dilakukan oleh seorang tokoh agama. Namun, di sisi lain, ada juga yang melihatnya sebagai sesuatu yang menarik dan memperkaya pengalaman keagamaan, sejalan dengan perkembangan zaman.

BACA JUGA:7 Resep Masakan yang Cocok Disantap Dengan Ketupat Saat Lebaran

Dalam menanggapi berbagai tanggapan tersebut, penting untuk memahami konteks dari peristiwa yang terjadi. Dari penjelasan Jebor, terlihat bahwa apa yang terjadi sebenarnya tidak sejauh yang digambarkan dalam narasi video tersebut. Gus Iqdam bukanlah seorang DJ dalam acara pengajian, melainkan hanya berinteraksi dengan alat musik sebagai bagian dari suasana kegiatan yang lebih luas.

Peristiwa ini juga menyoroti peran teknologi dalam pengembangan cara menyampaikan pesan agama. Dalam era digital seperti sekarang, alat-alat teknologi tidak hanya digunakan untuk kegiatan dunia, tetapi juga dapat dimanfaatkan dalam ranah keagamaan. Mixer sound system, misalnya, menjadi salah satu alat yang membantu meningkatkan kualitas suara dalam acara pengajian sehingga pesan agama dapat tersampaikan dengan lebih jelas dan menarik.

Namun demikian, dalam menggunakan teknologi tersebut, perlu ada batasan dan pemahaman yang tepat mengenai konteks penggunaannya. Memahami bahwa penggunaan alat musik seperti mixer sound system hanyalah sebagai sarana penyampaian pesan, bukan sebagai inti dari ajaran agama itu sendiri, merupakan hal yang penting untuk dipahami bersama.

BACA JUGA:Transaksi di SPKLU Melonjak, Dirut PLN Pastikan 1.299 Unit Se-Indonesia Siaga Layani Pengguna Mobil Listrik

Selain itu, sikap saling menghargai dan tidak terburu-buru dalam memberikan penilaian juga merupakan hal yang penting dalam menyikapi peristiwa seperti ini. Seringkali, penilaian yang tergesa-gesa dapat mengarah pada pemahaman yang keliru dan menimbulkan perpecahan di masyarakat. Lebih baik jika kita mengedepankan dialog dan pemahaman yang mendalam, sehingga dapat mencapai kesepahaman bersama yang lebih baik.

Dari peristiwa ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa dalam menjalankan ibadah dan menyampaikan pesan agama, kita perlu terbuka terhadap perkembangan zaman dan teknologi. Namun, tetaplah memegang teguh nilai-nilai keagamaan dan memahami bahwa teknologi hanya sebagai alat bantu, bukan sebagai substansi dari ajaran agama itu sendiri.

Sebagai penutup, mari kita jadikan peristiwa ini sebagai momentum untuk lebih mendalami pemahaman agama dan menghargai keberagaman pendapat dalam masyarakat. Dengan begitu, kita dapat menciptakan harmoni dan keselarasan dalam menjalankan ibadah, sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin maju.

Sumber: