Mahar Pernikahan Bikin Tepok Jidat! Nikah Kok Maharnya Janji? Ini Penjelasan Lengkapnya

Mahar Pernikahan Bikin Tepok Jidat! Nikah Kok Maharnya Janji? Ini Penjelasan Lengkapnya

ilustrasi pernikahan--

BACA JUGA:Mengungkap Bahaya Plastik Sulit Terurai, Tantangan Lingkungan Abad Ini

Namun, ulama juga menegaskan bahwa janji yang dapat dipenuhi dan memiliki nilai moral positif juga dapat dianggap sebagai mahar asalkan disetujui oleh kedua belah pihak.

Dalam konteks pernikahan Sadam dan Misna, janji untuk tidak mengonsumsi minuman keras dianggap sebagai mahar karena memiliki nilai moral yang tinggi dan relevan dengan kehidupan rumah tangga. Meskipun tidak memiliki nilai ekonomi yang pasti, janji tersebut dianggap sebagai komitmen yang serius dari Sadam untuk menjaga keharmonisan dan kesejahteraan keluarga mereka.

Tidak dapat dipungkiri bahwa keputusan ini menimbulkan beragam tanggapan dari masyarakat. Sebagian besar netizen menganggapnya sebagai tindakan kreatif dan menghibur, sementara yang lain menunjukkan kekhawatiran bahwa mahar semacam ini dapat membuka pintu bagi penyalahgunaan dan kesalahpahaman di masa depan.

Di tengah-tengah perdebatan yang muncul, penting untuk diingat bahwa setiap pernikahan memiliki konteks dan keunikan tersendiri. Apa yang menjadi mahar bagi satu pasangan mungkin tidak relevan bagi yang lain. Namun, prinsip dasar mahar sebagai simbol tanggung jawab dan komitmen dalam pernikahan tetap tidak berubah.

BACA JUGA:Bahaya Kekurangan Gula, Mitos atau Fakta?

Pernikahan adalah ikatan suci yang didasari oleh cinta, pengertian, dan komitmen untuk saling mendukung satu sama lain. Maharnya bukanlah sekadar nilai materi, tetapi juga simbol dari kesediaan untuk menjalani kehidupan bersama dengan segala suka dan duka. Dalam kasus Sadam dan Misna, janji untuk tidak mengonsumsi minuman keras bukan hanya sekadar mahar, tetapi juga komitmen untuk membina rumah tangga yang bahagia dan sehat.

Dengan demikian, meskipun mungkin terdengar unik dan aneh bagi sebagian orang, mahar pernikahan berupa janji seperti yang ditetapkan oleh Sadam dan Misna sejalan dengan prinsip-prinsip dasar pernikahan Islam yang menekankan pentingnya komitmen, pengorbanan, dan kejujuran di antara pasangan suami istri. Sehingga, pada akhirnya, mahar bukanlah sekadar janji kosong, tetapi simbol dari tekad untuk menjaga dan memperkuat ikatan suci pernikahan.

Sumber: