Mengapa Sering Terjadi Perubahan Mood Saat Menstruasi?

Mengapa Sering Terjadi Perubahan Mood Saat Menstruasi?

--

SILAMPARITV.CO.ID - Perubahan mood saat menstruasi adalah pengalaman umum bagi banyak wanita. Meskipun tidak semua wanita mengalaminya, mayoritas mengalami fluktuasi mood yang dapat berkisar dari sedih, mudah marah, cemas, atau lelah secara tiba-tiba. 

BACA JUGA:3 Kanal YouTube yang Cocok untuk Pemula Belajar Memasak

Fenomena ini dikenal sebagai sindrom pramenstruasi (PMS) atau disebut juga dengan istilah yang lebih parah, yaitu sindrom pramenstruasi prahormon (PMDD). Ada beberapa faktor yang berkontribusi pada perubahan mood selama menstruasi, dan pemahaman tentang hal ini dapat membantu mengelola gejala secara efektif.

Salah satu faktor utama yang menyebabkan perubahan mood adalah fluktuasi hormon, terutama estrogen dan progesteron. 

BACA JUGA:3 Cara Ampuh Mengatasi Rasa Insecure

Sebelum menstruasi, kadar hormon-hormon ini turun drastis, yang dapat mempengaruhi neurotransmitter dalam otak seperti serotonin, yang berperan dalam mengatur suasana hati. Penurunan kadar serotonin dapat menyebabkan perasaan sedih atau cemas yang lebih intens.

Selain itu, perubahan hormon juga dapat mempengaruhi kadar neurotransmitter lainnya, seperti GABA (gamma-aminobutyric acid) yang berperan dalam mengatur rasa cemas. 

Ketidakseimbangan GABA dapat menyebabkan perasaan cemas yang lebih tinggi pada beberapa wanita saat menstruasi.

BACA JUGA:Eksplorasi Gaya dengan Tas Kulit Asli dari Brand Lokal

Selain faktor hormon, faktor-faktor lain seperti stres, kurangnya tidur, pola makan yang tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik juga dapat mempengaruhi perubahan mood saat menstruasi. Stres, misalnya, dapat meningkatkan produksi kortisol, hormon stres, yang dapat memperburuk gejala PMS.

Pola makan juga memainkan peran penting dalam mengatur mood. Konsumsi makanan yang mengandung gula tinggi atau karbohidrat sederhana dapat menyebabkan fluktuasi gula darah, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi suasana hati.

BACA JUGA:Perbedaan Gaya Pacaran Anak 90-an dan Generasi Z

 Makanan dengan kandungan gula tinggi juga dapat memicu peradangan dalam tubuh, yang dapat memperburuk gejala PMS.

Kurangnya aktivitas fisik juga dapat memperburuk gejala PMS. Olahraga dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan menghasilkan endorfin, neurotransmitter yang bertindak sebagai analgesik alami dan dapat meningkatkan suasana hati.

Sumber: