Puan Maharani Minta Penguasa Dengarkan Kritik Rakyat: "Apa Pun Isinya, Tak Boleh Jadi Api"
Puan Maharani Minta Penguasa Dengarkan Kritik Rakyat: "Apa Pun Isinya, Tak Boleh Jadi Api"--ist
SILAMPARITV.CO.ID – Ketua DPR RI, Puan Maharani, kembali menegaskan pentingnya ruang demokrasi yang sehat dan terbuka bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam pidatonya di hadapan sejumlah tokoh muda dan aktivis sipil di Jakarta, Jumat (15/8/2025), Puan menyerukan agar para penguasa, baik di tingkat pusat maupun daerah, senantiasa membuka telinga untuk mendengarkan kritik dari masyarakat.
“Apa pun isi kritiknya, selama disampaikan secara damai dan konstruktif, harus didengar. Jangan dianggap sebagai ancaman, apalagi dijadikan alasan untuk membatasi kebebasan berpendapat,” ujar Puan dengan tegas.
Pernyataan ini disampaikan di tengah meningkatnya tensi sosial akibat sejumlah kebijakan pemerintah yang menuai pro dan kontra, mulai dari isu ekonomi, lingkungan, hingga reformasi birokrasi. Puan menekankan bahwa kritik bukanlah bentuk pemberontakan, melainkan bagian dari proses demokrasi yang sehat.
“Rakyat berhak menyampaikan pendapat. Itu bukan pengkhianatan, melainkan bentuk cinta kepada bangsa. Justru ketika kritik dibungkam, di situlah bahaya mulai mengintai,” katanya.
Puan juga mengingatkan bahwa sejarah bangsa Indonesia telah membuktikan bahwa suara rakyat sering kali menjadi katalis perubahan. Dari masa pergerakan nasional hingga reformasi 1998, suara kritis masyarakat menjadi pemicu transformasi besar.
BACA JUGA:Perlukah Mencopot Baterai Laptop Supaya Awet? Ini Penjelasannya
BACA JUGA:Soal Matematika Kelas 6 Semester 1
“Jangan pernah takut pada kritik. Yang harus ditakuti justru keheningan. Keheningan yang lahir karena rakyat takut bicara, karena merasa suaranya tak pernah didengar,” ujar cucu dari Presiden pertama RI, Soekarno, tersebut.
Lebih lanjut, Puan menekankan pentingnya kepemimpinan yang rendah hati dan responsif. Ia menilai, pemimpin yang besar bukan yang tak pernah dikritik, tetapi yang mampu mendengar, merefleksikan, dan memperbaiki diri.
BACA JUGA:Advan Luncurkan Workplus Heritage Batik Edition: Laptop Perpaduan Teknologi Modern & Budaya Lokal
BACA JUGA:Bolu Kojo: Kue Hijau Legendaris dari Sumatera Selatan
“Kritik adalah cermin. Bisa jadi tidak selalu menyenangkan, tapi sering kali jujur. Mari jadikan kritik sebagai bahan bakar untuk memperbaiki kinerja, bukan sebagai api yang membakar persatuan,” imbuhnya.
Puan juga mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama generasi muda, untuk terus aktif menyampaikan aspirasi dengan cara-cara yang damai, logis, dan beretika. Namun, ia juga mengingatkan agar kritik tidak disampaikan dengan kebencian atau hasutan.
Sumber: