Darurat Tuberkulosis di Indonesia: 14 Nyawa Melayang Setiap Jam

Darurat Tuberkulosis di Indonesia: 14 Nyawa Melayang Setiap Jam

Darurat Tuberkulosis di Indonesia: 14 Nyawa Melayang Setiap Jam--ist

SILAMPARITV.CO.ID - Indonesia saat ini berada di posisi kedua dengan jumlah kasus tuberkulosis (TB) terbanyak di dunia setelah India. Data terbaru menunjukkan, penyakit mematikan ini merenggut nyawa 14 orang setiap jam atau sekitar 230 ribu kematian per tahun.

Menurut Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia, dr. Santi, jumlah kasus TB di Indonesia diperkirakan mencapai 1.060.000 kasus, dengan prevalensi 385 per 100.000 penduduk. Angka ini menunjukkan bahwa TB masih menjadi masalah kesehatan serius yang harus mendapat perhatian khusus.

BACA JUGA:Silampari TV Borong Juara Terbanyak Dalam Lomba Gaple dan Kostum Terunik yang Diadakan Linggau Pos Media Group

BACA JUGA:MotoGP Austria 2025: Sprint Race Malam Ini, Marquez Siap Pecah Telur Kemenangan?

Kelompok Berisiko Tinggi TB

Meskipun TB dapat menyerang siapa saja, ada kelompok tertentu yang lebih rentan terhadap infeksi ini, di antaranya:

  • Penderita HIV/AIDS – Memiliki sistem imun yang sangat lemah.
  • Orang dengan daya tahan tubuh rendah – Termasuk penderita diabetes, malnutrisi, atau penyakit kronis.
  • Pengguna narkoba suntik – Lebih berisiko karena sistem imun terganggu.
  • Tenaga kesehatan – Sering kontak langsung dengan pasien TB.
  • Anak-anak – Terutama yang tinggal serumah dengan pasien TB aktif.

Di Indonesia sendiri, diperkirakan ada sekitar 9,4 juta kasus TB laten. Infeksi laten ini berpotensi berkembang menjadi TB aktif bila daya tahan tubuh menurun.

BACA JUGA:Meriahkan HUT RI ke-80, Linggau Pos Media Group Gelar Lomba Gaple, Kostum Terunik dan Terkocak

BACA JUGA:PLN ULP Seberang Kota Sukses Jaga Keandalan Listrik Tanpa Kedip di Malam Penutupan MTQ Kecamatan Danau Teluk

Tantangan MDR-TB dan XDR-TB

Selain TB biasa, Indonesia juga menghadapi ancaman TB kebal obat.

  • MDR-TB (Multidrug-Resistant TB): bakteri TB kebal terhadap setidaknya dua obat utama.
  • XDR-TB (Extensively Drug-Resistant TB): lebih berbahaya karena kebal terhadap lebih banyak obat lini kedua.

Kasus MDR-TB di Indonesia diperkirakan mencapai 24.000. Menurut dr. Santi, pengobatan TB kebal obat lebih lama, lebih mahal, dan memiliki efek samping lebih banyak dibanding TB biasa.

BACA JUGA:Akhir Pekan Seru Bareng Teman, Sabrina BRI Jadi Solusi Cari Tempat Nongkrong Hits dan Asyik Terdekat

BACA JUGA:Dari Dapur Rumah ke Etalase Bandara, Ini Kisah Sukses UMKM Bersama Rumah BUMN Binaan BRI

Sumber: