Ucapan Victor Laiskodat Sebut Laut yang Bikin Oksigen Bukan Hutan

Ucapan Victor Laiskodat Sebut Laut yang Bikin Oksigen Bukan Hutan

Ucapan Victor Laiskodat Sebut Laut yang Bikin Oksigen Bukan Hutan--ist

SILAMPARITV.CO.ID - Pernyataan Anggota DPR RI Fraksi Partai NasDem, Victor Laiskodat, mendadak menjadi sorotan publik setelah potongan video ucapannya viral di media sosial. Dalam video tersebut, Victor mengaitkan mencairnya es di kutub dengan peningkatan kadar oksigen di bumi sebuah pernyataan yang dinilai banyak pihak bertentangan dengan pemahaman dasar sains lingkungan.

BACA JUGA:Kesalahan Umum Pengemudi Mobil Otomatis yang Bisa Memperpendek Umur Transmisi

BACA JUGA:Mobil Baru 2026 Siap Masuk Indonesia, Hybrid dan Listrik Kian Mendominasi

 

Dalam potongan video yang diunggah ulang akun media sosial @nalarlogika.id, Victor menyebut bahwa semakin luas lautan akibat mencairnya es di kutub, maka semakin banyak pula oksigen yang dihasilkan. Pernyataan itu didasarkan pada asumsi bahwa laut merupakan penyumbang oksigen terbesar di dunia.

BACA JUGA:Satu Kamar Kos Diisi Dua Pasangan Tak Sah, Terungkap Saat Razia Jelang Tahun Baru di Lubuklinggau

BACA JUGA:Bupati Musi Rawas Imbau Perayaan Tahun Baru Aman dan Tertib, Tanpa Kembang Api

“Semakin besar lautan karena es di kutub mencair, semakin banyak oksigennya,” ujar Victor dalam video tersebut.

 

Namun, pernyataan tersebut justru memicu gelombang kritik dari masyarakat, akademisi, dan pemerhati lingkungan. Banyak yang menilai logika tersebut keliru dan berbahaya jika dijadikan dasar berpikir dalam pengambilan kebijakan publik, terutama di tengah krisis iklim global yang semakin nyata.

BACA JUGA:Curi Emas 63 Gram, Pemuda 18 Tahun di Muara Kelingi Ditangkap Polisi

BACA JUGA:Hamili dan Aniaya Pacar, Oknum Polisi di Kepri Dijatuhi PTDH

Sejumlah kritik menyoroti bahwa mencairnya es di kutub bukanlah fenomena positif, melainkan indikasi serius pemanasan global. Dampaknya tidak hanya berupa bertambahnya volume air laut, tetapi juga mencakup kenaikan permukaan laut yang mengancam wilayah pesisir, perubahan arus laut, gangguan ekosistem, hingga kepunahan keanekaragaman hayati.

BACA JUGA:Gubernur Herman Deru Kunjungi Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya

BACA JUGA:Tinjau Proyek Jalan di Lubuk Linggau, Herman Deru Tegaskan Komitmen Pemerataan Pembangunan

 

“Bagaimana mungkin kita mewakilkan hak politik kepada mereka yang tidak bisa mencerna ekosistem alam dengan baik? Fungsi hutan dan laut jauh lebih kompleks daripada sekadar angka produksi oksigen,” tulis salah satu komentar kritis yang beredar di media sosial.

BACA JUGA:Gubernur Herman Deru Pastikan Perbaikan Jalan Sekayu–Lubuk Linggau Segera Dimulai

BACA JUGA:Faktor Utama yang Perlu Diperhatikan Agar Pemasangan Atap Salju Optimal

Sebagian warganet juga mengaitkan persoalan ini dengan teori Butterfly Effect atau Efek Kupu-Kupu, yakni konsep bahwa perubahan kecil di satu wilayah bumi dapat memicu dampak besar di tempat lain. Dalam konteks perubahan iklim, mencairnya es di kutub dapat memicu rangkaian efek lanjutan, mulai dari perubahan iklim ekstrem, rusaknya terumbu karang, hingga terganggunya fitoplankton yang justru merupakan produsen utama oksigen di laut.

BACA JUGA:Tips Pasang Atap Rumah yang Tepat agar Tidak Bocor dan Lebih Awet

BACA JUGA:Dorong Kemandirian Warga Binaan, Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti Pasarkan Keripik Tempe dan Singkong

Para pemerhati lingkungan menegaskan bahwa laut memang menghasilkan oksigen melalui fitoplankton, namun ekosistem ini sangat sensitif terhadap perubahan suhu, keasaman laut, dan polusi. Jika ekosistem laut rusak, produksi oksigen justru berpotensi menurun, bukan meningkat.

BACA JUGA:Dari Balik Jeruji Menuju Kemandirian, Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti Kembangkan Kegiatan Potong Rambut

BACA JUGA:Pastikan Keamanan Optimal, Petugas Lapas Narkotika Muara Beliti Gelar Kontrol Branggang Rutin

 

Kasus ini kembali memunculkan perdebatan tentang pentingnya literasi sains dan lingkungan bagi para pembuat kebijakan. Di tengah ancaman pemanasan global, pernyataan yang keliru dari pejabat publik dikhawatirkan dapat menyesatkan opini publik dan melahirkan kebijakan yang tidak tepat sasaran.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi dari Victor Laiskodat maupun Fraksi Partai NasDem terkait konteks lengkap dari pernyataan yang viral tersebut.

BACA JUGA:KIP dan PIP Bukan Hal yang Sama, Ini Perbedaan dan Manfaatnya untuk Siswa

BACA JUGA:Main HP Saat Ngecas Berujung Maut, Pria di Bali Ditemukan Tewas

Sumber: