SILAMPARITV.CO.ID - Kementerian Kesehatan Jepang menggambarkan angka kelahiran di sana mencapai titik kritis pada Rabu (5 Juni 2024), karena berada pada rekor terendah selama delapan tahun berturut-turut.
Kementerian tersebut mengeluarkan informasi yang menunjukkan bahwa tingkat kesuburan Jepang, atau jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan seumur hidupnya, adalah 1,2 anak pada tahun lalu, jauh di bawah 2,1 anak yang dibutuhkan untuk mendukung populasi.
Angka tersebut turun dari 1,26 pada tahun 2022 dan menandai penurunan tahunan kedelapan berturut-turut di negara berpenduduk 124 juta jiwa.
BACA JUGA:4 Tahap Penggunaan Skincare ala SUNGHOON Anti Ribet!
“Penurunan angka kelahiran yang terus berlanjut merupakan situasi kritis,” kata seorang pejabat kementerian kesehatan kepada AFP.
“Penyebab penurunan angka ini bisa karena berbagai faktor, seperti ketidakstabilan ekonomi dan kesulitan dalam bekerja serta mengasuh anak,” ujarnya.
Penurunan angka kelahiran merupakan tren umum di negara-negara maju, dan angka kelahiran di Jepang masih lebih tinggi dibandingkan negara tetangga Korea Selatan, yang merupakan negara terendah di dunia yaitu sebesar 0,72.
BACA JUGA:Hansi Flick Menjadi Pelatih Baru Barcelona Menggantikan Xavi
Namun dengan populasi tertua di dunia setelah Monako, Jepang kesulitan menemukan cara untuk mendorong generasi baby boomer guna menghindari krisis demografi yang akan terjadi.
Pada hari Rabu, Parlemen menyetujui perubahan undang-undang yang akan meningkatkan dukungan keuangan bagi orang tua, meningkatkan akses terhadap layanan penitipan anak dan memperluas cuti orang tua.
Ini adalah upaya terbaru pemerintah untuk meningkatkan angka kelahiran, dan Perdana Menteri Fumio Kishida menyoroti masalah ini sebagai ancaman mendesak bagi masyarakat Jepang.
BACA JUGA:Vincent Kompany: Pelatih Baru Bayern Munich Pengganti Hansi Flick
Salah satu inisiatif Jepang untuk meningkatkan angka kelahiran adalah aplikasi kencan yang dikembangkan oleh pemerintah kota Tokyo, yang akan diluncurkan pada musim panas ini.
Menyatakan Pernyataan pendapatan merupakan hal yang umum di aplikasi kencan Jepang, namun Tokyo memerlukan sertifikat pajak yang menunjukkan gaji tahunan pemohon.
Wawancara juga diperlukan untuk mengkonfirmasi identitas pengguna sebagai bagian dari proses pendaftaran aplikasi. Program ini telah diuji coba gratis sejak akhir tahun lalu.