Mau Tahu Sejarah Jembatan Ampera? Simak Kesaksian Sejarahwan Sumsel

Rabu 02-11-2022,11:02 WIB
Reporter : admin
Editor : admin

Jembatan Ampera

PALEMBANG - Jembatan Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera) sebagai ikon Kota Palembang. Ampera sempat jadi jembatan terpanjang di Asia Tenggara memiliki panjang lebih dari 1.000 meter. Wisatawan bisa berburu foto dengan latar Jembatan Ampera yang ikonik ketika liburan ke Palembang.

Lokasi dari Jembatan Ampera ini berada di Jl HM Ryacudu, Kecamatan Seberang Ulu I, Kota Palembang, Sumatera Selatan.

"Jadi, jangan sampai masyarakat yang berkunjung ke Kota Palembang melewatkan destinasi wisata yang menjadi icon ini, Jembatan Ampera membentang tepat di atas Sungai Musi. Pemandangan di sekitarnya akan begitu indah saat berkunjung, terutama pada malam hari," kata Sejarahwan Sumsel, R.M Ali Hanafiah alias Mang Amin kepada SUMEKS.CO, Selasa 1 November 2022.

Mang Amin menjelaskan sejarah Ampera, sebelum tahun 1970, awal mula Ampera semua bagian tengah jembatan ini bisa diangkat agar kapal-kapal besar bisa lewat. Namun sejak tahun 1970 aktivitas turun naik bagian tengah Jembatan Ampera sudah tidak dilakukan lagi. 

"Sebab, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini dianggap mengganggu arus lalu lintas di atasnya," jelasnya.

Lanjut Mang Amin, ide membangun jembatan untuk menyatukan dua daratan di Palembang ini sebetulnya sudah ada sejak zaman Gemeente Palembang, tahun 1906.

Fungsi Jembatan Ampera dibangun untuk menghubungkan dua kawasan, yakni seberang ilir, dan seberang ulu. Kawasan ini dipisahkan oleh Sungai Musi.

"Namun pada tahun 1990, bandul pemberatnya dibongkar pemerintah pada saat itu karena dikhawatirkan dapat membahayakan," ucapnya.

Mang Amin menyebutkan, jembatan Ampera diresmikan pada 10 November 1965 oleh Gubernur Sumsel Brigjen Abujazid Bustomi.

"Namun sebagai pernyataan terima kasih kepada presiden, jembatan tersebut diberi nama Jembatan Bung Karno karena dengan sunguh-sungguh memperjuangkan warga Palembang untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi. Mulai dari merancang, ide, dan memantau langsung Bung Karno turun tangan pada saat itu," ungkapnya.

Kemudian, masih 10 November 1965 seluruh bangsa Indonesia sedang memperingati hari pahlawan yang ke-20.

"Dan pada tanggal itu, rakyat Sumsel telah menerima hadiah Hari Pahlawan dari Bung Karno, hadiah itu berupa sebuah jembatan yang megah di jantung Kota Palembang dan menjadi kebanggaan rakyat Sumsel yang diberi nama Jembatan Bung Karno," tutur Mang Amin.

Namun pada tahun 1966 terjadi pergolakan gerakan anti-Soekarno, nama jembatan yang mengambil dari Nama Presiden RI pun diubah menjadi Jembatan Ampera yang artinya Amanat Penderitaan Rakyat hingga sekarang.

"Sejak saat itu, Jembatan Ampera menjadi salah satu ikon yang membentuk kekhasan identitas Kota Palembang atas kesepakatan Pemerintah dan masyarakat pada masa itu," timpal Mang Amin.

Beberapa tahun setelah diresmikannya Jembatan Ampera di Palembang. Pola-pola perdagangan sungai mulai berubah, dikarenakan bersatunya wilayah hulu dan hilir serta lancarnya transportasi lewat jalan darat membuat para pedagang berperahu mulai beralih menggunakan kendaraan darat.

Tags :
Kategori :

Terkait