Beberapa orang juga melaksanakan ritual keagamaan seperti berziarah ke makam leluhur dan tokoh-tokoh penting.
Tirakatan, atau berdiam diri dan berdoa sepanjang malam, juga merupakan praktik umum pada malam 1 Suro.
Dalam suasana hening, orang-orang merenungi perbuatan mereka selama setahun terakhir dan berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan.
Puasa mutih, yaitu berpuasa dengan hanya mengonsumsi nasi putih dan air putih, dilakukan sebagai bentuk penyucian diri dan pengendalian hawa nafsu.
Di beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur, masyarakat melakukan kungkum di sumber air seperti sungai atau laut.
BACA JUGA:Kesempatan untuk D4-S1, PT Freeport Buka Lowongan, Cek Syaratnya
Ritual ini dipercaya dapat membersihkan diri secara lahir dan batin, serta memohon kekuatan dan perlindungan dari segala marabahaya.
Tradisi malam 1 Suro tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Jawa di Indonesia, tetapi juga oleh diaspora Jawa di berbagai negara.
Di Suriname, misalnya, komunitas Jawa merayakan malam 1 Suro dengan berbagai kegiatan budaya yang mencerminkan kearifan lokal mereka.
Malam 1 Suro pada tahun 2024, yang jatuh pada tanggal 6 Juli, akan menjadi momen penting bagi masyarakat Jawa untuk menjaga dan melestarikan tradisi leluhur mereka.
BACA JUGA:Jokowi Ucap Syukur Pascaoperasi Cedera Kaki Kiri Prabowo Berjalan Lancar
Dengan melakukan berbagai ritual dan upacara, mereka tidak hanya mempererat hubungan spiritual dengan Yang Maha Kuasa, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan budaya dalam komunitas mereka.
Peringatan malam 1 Suro menjadi salah satu cara untuk menjaga kesinambungan tradisi dan identitas budaya yang kaya dan beragam di tengah arus modernisasi.
Perayaan malam 1 Suro adalah bukti bahwa warisan budaya nenek moyang masih hidup dan relevan dalam kehidupan masyarakat modern.
Dengan merayakan malam 1 Suro, masyarakat Jawa mengingatkan diri mereka akan nilai-nilai spiritual dan moral yang diwariskan oleh leluhur, serta pentingnya menjaga harmoni antara manusia, alam, dan Sang Pencipta.