SILAMPARITV.CO.ID - Generasi strawberry adalah istilah yang pertama kali muncul di Taiwan pada akhir 1990-an untuk menggambarkan generasi muda yang dianggap rapuh dan mudah menyerah saat menghadapi tekanan atau tantangan hidup.
Istilah ini terinspirasi dari buah stroberi yang tampak menarik di luar namun rentan dan mudah rusak ketika ditekan.
Generasi ini biasanya merujuk pada mereka yang lahir sekitar tahun 1981 hingga awal 2000-an, terutama di negara-negara Asia Timur seperti Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan.
Karakteristik utama dari generasi strawberry adalah cenderung memiliki sifat yang lebih sensitif dibandingkan generasi sebelumnya, terutama terhadap kritik dan tekanan sosial, dilansir dari laman The Jakarta Post, Kamis 31 Oktober 2024.
ilustrasi generasi lembek--freepik
BACA JUGA:3 Rekomendasi Lipstik untuk Bibir Kering dan Mengelupas
BACA JUGA:Dikenal Blak-blakan, 4 Zodiak Ini Tidak Takut untuk Bicara Jujur Apa Adanya
Mereka sering kali dibesarkan dalam lingkungan yang relatif lebih aman dan stabil secara ekonomi, sehingga kurang terbiasa menghadapi situasi sulit.
Selain itu, generasi ini juga tumbuh dengan teknologi yang canggih dan akses informasi yang mudah. Hal ini membuat mereka lebih terbuka terhadap berbagai pandangan dan memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap kualitas hidup, karier, dan kebahagiaan pribadi.
Dalam dunia kerja, generasi strawberry sering dianggap kurang gigih dan cepat berpindah pekerjaan ketika merasa tidak puas.
Mereka juga cenderung lebih mengutamakan keseimbangan hidup (work-life balance) dan kesejahteraan mental daripada generasi sebelumnya, seperti generasi baby boomer atau generasi X, yang lebih berorientasi pada stabilitas karier dan tanggung jawab keluarga.
BACA JUGA:Apa yang Kita Lakukan Kalau Kena Silent Treatment?
BACA JUGA:5 Zodiak yang Terlihat Bahagia Tetapi Sebenarnya Menghadapi Banyak Masalah
Pandangan ini kadang menimbulkan ketegangan antara generasi di tempat kerja, karena nilai dan prioritas yang berbeda.
Di sisi lain, generasi strawberry memiliki kelebihan yang unik. Mereka lebih adaptif terhadap teknologi, memiliki kreativitas tinggi, serta peduli terhadap isu-isu sosial dan lingkungan.