SILAMPARITV.CO.ID - Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Elen Setiadi secara resmi membuka Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Refleksi Pembangunan Ekonomi di Sumsel dan Strategi Akselerasi ke Depan yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI-UI) Sumsel. Acara ini berlangsung di Griya Agung Palembang pada Sabtu (1/2/2025) dan dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk akademisi, pelaku usaha, dan pemangku kebijakan.
Dalam sambutannya, Elen Setiadi menegaskan bahwa FGD ini merupakan upaya strategis dalam merumuskan langkah-langkah konkret bagi pembangunan Sumsel di masa depan. Ia berharap diskusi ini dapat memberikan rekomendasi yang dapat menjadi acuan bagi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel terpilih dalam mengelola serta mengoptimalkan potensi ekonomi yang dimiliki provinsi ini.
Optimalisasi Sumber Daya Alam Sumsel
BACA JUGA:Jadwal Acara TV Senin, 3 Februari 2025: Sajian Menarik dari Berbagai Stasiun Televisi
BACA JUGA:Google Finance Error? Nilai Tukar Dollar ke Rupiah Tiba-tiba Anjlok ke Rp 8.170,65
Elen Setiadi menyoroti kekayaan sumber daya alam (SDA) Sumsel yang sangat melimpah, terutama sektor pertambangan, perkebunan, dan pertanian. Salah satu komoditas unggulan Sumsel adalah batubara, dengan cadangan yang mencapai miliaran ton. Namun, ia mengingatkan bahwa sumber daya tak terbarukan ini suatu saat akan habis jika tidak dikelola secara bijak.
“Potensi yang ada ini bila tidak dikelola dengan baik akan habis. Oleh sebab itu, kita harus mengoptimalkan seluruh SDA yang ada untuk kesejahteraan masyarakat,” ujar Elen dikutip dari sripoku.com.
Sebagai langkah konkret, Pemprov Sumsel telah menginisiasi berbagai infrastruktur penunjang, salah satunya dengan membangun lima fly over untuk memperlancar distribusi batubara. Dari jumlah tersebut, tiga fly over akan dibangun oleh Kementerian PUPR, satu oleh PT KAI, dan satu lagi oleh PT Bukit Asam (PTBA). Pembangunan ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan akibat truk angkutan batubara yang selama ini menjadi permasalahan di Sumsel.
Selain itu, Pemprov Sumsel juga merencanakan pembangunan pelabuhan baru guna mendukung aktivitas ekspor batubara. Saat ini, pelabuhan utama yang digunakan adalah Pelabuhan Boom Baru, yang merupakan peninggalan kolonial Belanda dan dinilai sudah tidak mampu menampung volume distribusi batubara yang terus meningkat.
BACA JUGA:Menara Ampera Palembang Resmi Dibuka untuk Umum, Begini Alur Kunjungannya
BACA JUGA:Pembahasan Section 4 Worksheet 3.14 Bahasa Inggris Kelas 9
Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi di Sumsel
Dalam pemaparannya, Elen Setiadi mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Sumsel masih tergolong baik jika dibandingkan dengan rata-rata nasional. Namun, ia juga menyoroti beberapa tantangan yang perlu segera ditangani, seperti ketimpangan keterampilan tenaga kerja dengan tingkat upah yang masih relatif rendah.
Terkait inflasi, Elen menyampaikan data terbaru:
Inflasi Sumsel bulan Desember 2024 terhadap November 2024 sebesar 0,50 persen (nasional 0,44 persen).
Inflasi Sumsel Desember 2024 terhadap Desember 2023 sebesar 1,20 persen (nasional 1,57 persen).
Inflasi tahun kalender Desember 2024 terhadap Desember 2023 sebesar 0,20 persen (nasional 1,57 persen).
Komoditas dengan andil terbesar dalam inflasi Sumsel pada 2024 adalah emas perhiasan, kosmetik (produk kecantikan), dan daging ayam ras.
BACA JUGA:Peringatan Isra Mikraj 1446 H di Masjid Baitur Rahmah Watervang Berlangsung Khidmat
BACA JUGA:Pemkot Lubuk Linggau Maksimalkan Perawatan 15 Titik Taman Kota Demi Keindahan dan Kenyamanan Warga
Dari segi tingkat kemiskinan, Sumsel masih berada di bawah Sumatera Utara dan Kepulauan Riau. Namun, dari segi indeks ketimpangan atau Gini Ratio, Sumsel menunjukkan angka yang lebih baik dibandingkan provinsi lain, yang berarti kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin tidak terlalu mencolok.
Optimalisasi Pertanian dan Perkebunan
Selain sektor pertambangan, Elen juga menyoroti potensi besar di bidang pertanian dan perkebunan. Ia mengungkapkan bahwa Sumsel merupakan produsen kopi terbesar kedua di Indonesia, dengan sentra utama berada di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, OKU Selatan, Kota Pagaralam, dan Kabupaten Muara Enim.
Di sektor pangan, produksi beras Sumsel menduduki peringkat kelima secara nasional. Oleh karena itu, Pemprov Sumsel berencana melakukan optimalisasi lahan persawahan, terutama sawah lebak yang berada di wilayah timur Sumsel, melalui mekanisasi pertanian guna meningkatkan produktivitas.
BACA JUGA:Kurniawan Dwi Yulianto Resmi Jadi Asisten Pelatih Timnas U-20, Fokus Asah Ketajaman Lini Depan
BACA JUGA:Harga Emas Antam Naik Rp4.000 per Gram, Berikut Daftar Harga Terbarunya
“Potensi sawah lebak ini sangat besar. Jika dikelola dengan baik, Sumsel bisa menjadi salah satu lumbung pangan nasional,” ujar Elen Setiadi.
Peran ILUNI-UI Sumsel dalam Perumusan Kebijakan Ekonomi
Ketua ILUNI-UI Wilayah Sumsel, yang juga anggota DPR RI Komisi II, Giri Ramanda Kiemas, menjelaskan bahwa FGD ini bertujuan agar pembangunan Sumsel lebih terarah dan berkelanjutan. Ia menekankan pentingnya strategi diversifikasi ekonomi agar Sumsel tidak hanya bergantung pada sektor pertambangan.
“Sumsel memiliki keunggulan SDA yang luar biasa. Namun, kita harus berpikir jauh ke depan, bagaimana caranya agar kita tetap memiliki daya saing ketika cadangan SDA ini habis. Oleh karena itu, pengembangan sektor industri dan ekonomi kreatif harus menjadi prioritas,” ujar Giri.
Ia juga mengingatkan bahwa kabupaten-kabupaten penghasil SDA di Sumsel berisiko mengalami lonjakan angka kemiskinan jika sumber daya tersebut habis. Oleh karena itu, perlu ada kebijakan strategis yang mengedepankan pembangunan berbasis ekonomi berkelanjutan.
“FGD ini kami adakan untuk memberikan masukan bagi pembangunan Sumsel ke depan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
BACA JUGA:Prabowo Instruksikan Pelantikan Kepala Daerah Segera Dilakukan untuk Kepastian Politik
BACA JUGA:Mengenal Perbedaan Setting Powder dan Loose Powder: Mana yang Cocok untuk Makeup Anda?
Hadirkan Narasumber Ahli
FGD ini menghadirkan beberapa narasumber yang berkompeten di bidangnya, antara lain:
Didik Susetyo (Guru Besar Ekonomi Universitas Sriwijaya)
Cecep Rukendi (Deputi Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Kemenparekraf RI)
Suharti (Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan SDM Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah - LKPP)
Para narasumber memberikan pandangan mereka terkait arah kebijakan ekonomi Sumsel dan strategi yang perlu diterapkan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di provinsi ini.
BACA JUGA:Mulai 1 Februari 2025, Penjualan Elpiji 3 Kg Melalui Pengecer Dilarang, Ini Alasan dan Aturannya
BACA JUGA:Sampah Liar di Lubuk Linggau Mengancam Kebersihan dan Keindahan Objek Wisata Bukit Sulap
Harapan untuk Masa Depan Sumsel
Di akhir diskusi, Elen Setiadi menegaskan kembali komitmennya untuk terus mendorong pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Sumsel. Ia berharap hasil FGD ini dapat menjadi masukan berharga bagi pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan strategis ke depan.
“Kita memiliki modal besar untuk maju. Tinggal bagaimana kita mengelola potensi yang ada dengan baik agar Sumsel dapat tumbuh menjadi provinsi yang lebih sejahtera dan berdaya saing tinggi,” pungkasnya.
BACA JUGA: SMP Negeri 5 Lubuklinggau Rutin Laksanakan Senam Sehat Anak Indonesia Hebat di Lapangan Sekolah
BACA JUGA:Kenali Jenis Bedak dan Temukan yang Cocok untuk Anda