SILAMPARITV.CO.ID - Pendidikan di jenjang sekolah dasar merupakan pondasi utama dalam membentuk karakter generasi penerus bangsa. Pada masa usia dini, anak-anak berada pada fase emas—ibarat tanah liat yang masih lunak dan mudah dibentuk. Namun, potret pendidikan dasar di Indonesia hingga saat ini masih diwarnai oleh berbagai problematika yang klasik dan belum kunjung terselesaikan.
Dikutip dari Sripoku.com, Dr. Elinda Rizkasari, S.Pd., M.Pd, Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta, mengungkapkan tujuh masalah utama yang masih membelit pendidikan dasar Indonesia. Persoalan-persoalan ini dinilai menjadi penghambat serius dalam menciptakan pendidikan dasar yang berkualitas dan merata. 1. Akses Pendidikan yang Belum MerataBACA JUGA:Jadwal dan Agenda Presiden RI Prabowo Subianto Kunjungi Sumsel
BACA JUGA:Hari Ini, Pemegang Saham BBRI Panen Dividen Final Senilai Rp31,4 Triliun
BACA JUGA:Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP Halaman 180 Kurikulum Merdeka: Memahami Surat Undangan
Perubahan kurikulum yang terlalu sering dan tidak disertai kesiapan implementasi di lapangan membuat banyak sekolah kelabakan. Di sisi lain, kurikulum juga dinilai tidak cukup adaptif dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan zaman. 5. Kesenjangan Pendidikan Antar Daerah Disparitas pendidikan masih terasa jelas antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta antara Jawa dan luar Jawa. Hal ini menciptakan kesenjangan peluang belajar yang membuat anak-anak di daerah tertinggal makin terpinggirkan. 6. Minimnya Fasilitas Pendidikan Sekolah dasar di berbagai daerah masih banyak yang berada dalam kondisi memprihatinkan. Ruang kelas rusak, perpustakaan miskin koleksi, dan laboratorium yang tidak ada membuat proses belajar mengajar menjadi tidak optimal. 7. Kemiskinan dan Masalah Finansial Siswa Faktor ekonomi keluarga masih menjadi penyebab utama anak putus sekolah. Di banyak wilayah, kemiskinan memaksa anak-anak untuk membantu orang tua bekerja alih-alih belajar, bahkan ada yang tidak pernah mengenyam pendidikan sama sekali. BACA JUGA:Kunci Jawaban IPAS Kelas 4 SD Halaman 173 – Pembelajaran Tentang Kearifan Lokal (Kurikulum Merdeka 2021) BACA JUGA:Manfaatkan Pendanaan Usaha dari BRI, Waroeng Tani Tetap Berjaya Hingga Lintas Generasi Peringkat Pendidikan Indonesia Masih Rendah di Asia Kondisi ini turut mencerminkan peringkat pendidikan Indonesia di kancah internasional. Berdasarkan data Worldtop20.org tahun 2023, Indonesia berada di peringkat ke-67 dari 203 negara. Sementara itu, di tingkat Asia, China menempati peringkat teratas sebagai negara dengan sistem pendidikan paling maju dan inovatif. China: Negara dengan Disiplin dan Etos Kerja Tinggi Keberhasilan China tidak bisa dilepaskan dari budaya disiplin dan etos kerja yang tinggi. Nilai-nilai yang ditanamkan sejak dini menjadikan anak-anak China tumbuh dengan mental tangguh, siap menghadapi tekanan, dan terbiasa bekerja keras. Beberapa hal yang menjadi kekuatan sistem pendidikan China: BACA JUGA:Kiprah 5 (lima) Srikandi PLN UP3 Lubuklinggau, Pejuang Kelistrikan Tak Kenal Lelah BACA JUGA:Alex Noerdin Diperiksa Terkait Dugaan Korupsi Proyek Revitalisasi Pasar Cinde PalembangDisiplin Kerja yang Ketat: Fokus tinggi pada hasil, manajemen waktu yang baik, dan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan.
Disiplin Sosial: Ketaatan terhadap aturan dan keteraturan hidup dalam masyarakat.
Etos Konfusianisme: Ajaran Konfusius menanamkan pentingnya kerja keras dan ketekunan sebagai wujud tanggung jawab sosial.
Contoh Nyata: Sistem 996 (9 pagi hingga 9 malam, 6 hari seminggu): Walau kontroversial, sistem ini mencerminkan dedikasi tinggi terhadap pekerjaan dan pendidikan.