Ia juga menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Papua Pegunungan, pendukung, serta keluarganya. Namun, ia menyesalkan bahwa perjuangannya selama 4 bulan untuk menjadi finalis berakhir karena tekanan opini publik.
“Perjuangan saya 4 bulan hingga berhasil mendapatkan status Finalis Papua Pegunungan dan mengorbankan banyak hal, harus digantikan dengan keputusan karena opini publik yang berbeda,” tambahnya.
BACA JUGA:13 Resep Masakan Ayam yang Enak dan Mudah, Anti Bosan!
BACA JUGA:Agam Rinjani Gunakan Donasi dari Brasil untuk Alat Keselamatan dan Reboisasi Gunung Rinjani
Respons Warganet: “Layak Dicoret!”
Di media sosial, keputusan panitia untuk mencoret Merince justru mendapat respon positif dari warganet. Banyak yang menilai bahwa sebagai calon Miss Indonesia, seseorang harus memiliki wawasan global, empati kemanusiaan, dan sikap netral terhadap isu konflik sensitif.
Berikut beberapa komentar warganet:
“Deserve! Dengan dia nganggap genosida Israel itu cuma konflik agama, udah nunjukin dia ga punya empati & wawasan global.”
“Miss Indonesia itu bukan cuma cantik, tapi juga harus paham nilai-nilai kemanusiaan. Bukan malah dukung penjajah.”
“Gak pantas mewakili Indonesia kalau gak bisa membedakan antara keimanan pribadi dan sensitivitas global.”
“Bahkan umat Kristen di Palestina pun dibantai Israel. Gak ada hubungannya dengan agama, ini soal kemanusiaan.”
Warganet juga menyoroti bagaimana narasi yang dibangun Merince justru memperburuk citranya, termasuk penulisan kata "Falestina" yang dinilai mencerminkan kurangnya literasi.
BACA JUGA:Kunci Matematika Tingkat Lanjut Kelas 11 — tema Matriks & Fungsi Trigonometri