Pemerintah Thailand Bubarkan Parlemen, PM Anutin Klaim Kembalikan Kekuasaan ke Tangan Rakyat
Pemerintah Thailand Bubarkan Parlemen, PM Anutin Klaim Kembalikan Kekuasaan ke Tangan Rakyat--ist
SILAMPARITV.CO.ID - Pemerintah Thailand resmi membubarkan parlemen dan membuka jalan bagi pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) lebih awal. Keputusan tersebut diumumkan langsung oleh Perdana Menteri Anutin Charnvirakul, yang menyatakan langkah itu diambil untuk “mengembalikan kekuasaan ke tangan rakyat”.
BACA JUGA:Dapat Izin Presiden, Kejagung Geledah Kementerian Kehutanan Terkait Kasus Banjir Sumatera
Dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (13/12/2025), Anutin telah mengajukan permintaan pembubaran parlemen kepada Raja Thailand. Permintaan tersebut kemudian disetujui oleh Maha Vajiralongkorn, yang mengesahkan dekrit pembubaran parlemen sebagaimana diumumkan dalam Lembaran Negara Kerajaan pada Jumat (12/12) waktu setempat.
Dengan diterbitkannya dekrit tersebut, Thailand kini bersiap menggelar pemilu lebih awal. Berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku, pemilu harus dilaksanakan dalam kurun waktu 45 hingga 60 hari sejak parlemen dibubarkan.
BACA JUGA:Langkah Awal Budidaya Maggot, Kandang Produksi Mulai Dibangun di Lapas Narkotika Muara Beliti
BACA JUGA:Jelang Nataru 2026, Lapas Narkotika Muara Beliti Gelar Apel Siaga Pengamanan
Juru bicara pemerintah Thailand, Siripong Angkasakulkiat, kepada Reuters menjelaskan bahwa keputusan ini diambil menyusul kebuntuan politik antara pemerintah dan Partai Rakyat, blok oposisi terbesar di parlemen.
“Ini terjadi karena kita tidak bisa maju di parlemen,” ujar Siripong, menggambarkan kebuntuan legislatif yang telah melumpuhkan agenda pemerintahan.
BACA JUGA:Jaga Keamanan Pengendara, Polsek Padang Ulak Tanding Laksanakan Patroli Rutin Jalur Lintas
BACA JUGA:Atalia Praratya Daftarkan Gugatan Cerai Terhadap Ridwan Kamil, Sidang Perdana Segera Digelar
Di Tengah Konflik Thailand–Kamboja
Keputusan pembubaran parlemen ini diambil di tengah situasi keamanan yang memanas, ketika Thailand terlibat bentrokan bersenjata dengan Kamboja di sepanjang wilayah perbatasan kedua negara. Selama empat hari berturut-turut, pertempuran sengit dilaporkan terjadi di lebih dari belasan titik, melibatkan baku tembak artileri dan serangan udara.
Sedikitnya 20 orang dilaporkan tewas di kedua negara, sementara hampir 200 lainnya mengalami luka-luka akibat bentrokan tersebut.
Sumber: