BACA JUGA:10 Soal IPAS Kelas 3 SD Bab 1 Kurikulum Merdeka dan Kunci Jawaban: Mengenal Hewan Sekitar
BACA JUGA:Perjuangan Seorang Ayah Gendong Anak di Tengah Laut Saat KMP Barcelona 5 Terbakar
Perbedaan Data dengan Bank Dunia
Namun, data dari BPS ini sempat menimbulkan kontroversi karena berbeda jauh dari laporan Bank Dunia. Dalam Macro Poverty Outlook 2024, Bank Dunia menyatakan bahwa lebih dari 60,3% penduduk Indonesia atau sekitar 171,8 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan global.
BACA JUGA:Kecewa Tak Dipinjami Uang, Pria di Bangkalan Gadaikan Motor Temannya Sendiri.
BACA JUGA:5 Tips Ampuh Mengatasi Aplikasi Sering Menutup Sendiri di HP Android dan iPhone
Perbedaan ini dijelaskan oleh BPS karena adanya perbedaan metodologi:
Bank Dunia menggunakan standar garis kemiskinan internasional US$ 6,85 PPP berdasarkan median dari 37 negara berpendapatan menengah atas.
BPS, di sisi lain, menggunakan pendekatan Cost of Basic Needs (CBN) atau kebutuhan dasar spesifik yang disesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi Indonesia.
Artinya, data Bank Dunia tidak bisa serta-merta disamakan dengan data domestik karena garis batas kemiskinan yang dipakai jauh lebih tinggi dan bersifat internasional.
BACA JUGA:Sindir Gaji Tamtama TNI, Konten Kreator Ogan Ilir Panen Kecaman dan Klarifikasi.
BACA JUGA:Viral! Bayi 3 Bulan Selamat dari Kebakaran KM Barcelona VA di Perairan Sulawesi Utara
Penutup: Optimisme Pemerintah
Dengan capaian ini, Prabowo menegaskan bahwa pemerintah saat ini berada di jalur yang benar dalam menata ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ia juga meminta masyarakat agar tidak terpengaruh oleh narasi pesimistis yang tidak berdasar.
“Kita terus bekerja keras. Yang penting rakyat bisa hidup lebih baik. Indonesia tidak dalam keadaan gagal. Kita punya potensi besar untuk terus tumbuh,” tutup Prabowo.
BACA JUGA:Kaesang Optimistis PSI Akan Besar di 2029, Jokowi: Feeling Saya 2034