Ajang Sepakbola Usia Muda Bisa Gerakkan Industri Olahraga?

Senin 22-09-2025,11:56 WIB
Reporter : Rendi Setiawan
Editor : Rendi Setiawan

SILAMPARITV.CO.ID - Sepakbola kelompok umur (age group) di Indonesia terus berkembang pesat dan tidak hanya menjadi sarana pembinaan talenta muda, tetapi juga mulai memunculkan potensi ekonomi yang signifikan bagi industri olahraga nasional.

Setiap tahun, ratusan turnamen kelompok umur mulai dari U-9, U-11, U-13, hingga U-17 digelar di berbagai daerah. Penyelenggaranya pun beragam, mulai dari sekolah sepakbola (SSB), akademi, operator swasta, hingga dukungan resmi dari PSSI dan pemerintah melalui program pembinaan usia dini.

Potensi Ekonomi yang Besar

Deputi Bidang Industri Olahraga Kemenpora, R Isnanta, menyebutkan bahwa biaya penyelenggaraan kompetisi usia muda memang tidak kecil. Namun, kenyataan bahwa event-event tersebut bisa terus berjalan menunjukkan adanya potensi keuntungan.

“Berbicara soal industri, pasti bicara faktor ekonomi. Menggelar jika tidak menguntungkan, tentu tidak akan dilanjutkan. Namun, ini bisa berlanjut, berarti ada potensi keuntungan ekonomi di situ,” ujarnya.

Operator sepakbola usia dini cukup banyak di Indonesia, seperti Liga Topskor, Indonesia Grassroot Championship, hingga operator yang tergabung dalam APSUMSI (Asosiasi Pembina Sepak Bola Usia Muda Seluruh Indonesia), antara lain FORSGI, BLiSPI, GEAS Indonesia, Komunitas Jujur, FOSSBI, Fosbolindo, GoBolaBali, ASBI, Liga Sentra, SBAI, Dream Come True (DCT), dan lainnya.

Masing-masing operator setiap tahun menyelenggarakan kompetisi berjenjang dari seri daerah hingga nasional, dengan rata-rata melibatkan lebih dari 2000 atlet. Jumlah tersebut belum termasuk tim pendukung, panitia, maupun orang tua yang turut hadir.

BACA JUGA:Infinix GT 30 Siap Meluncur 24 September dengan Spesifikasi Gaming dan Harga Kompetitif

BACA JUGA:Samsung Galaxy Z Fold7 Ponsel Lipat Ideal untuk Gaming dengan Gemini AI

Perputaran Uang Capai Ratusan Miliar

Isnanta mencontohkan, jika satu klub membayar biaya pendaftaran sekitar Rp 500 ribu dan ada ribuan klub yang ikut serta, maka perputaran dana bisa mencapai puluhan miliar rupiah.

“Jika dihitung kasar, satu tim mengeluarkan Rp 25 juta per kompetisi. Dan ada sekitar 5.000 tim kelompok umur yang ikut, maka bisa dilihat Rp 125 miliar berputar karena kompetisi kelompok umur tersebut. Saya yakin jumlah itu bisa lebih besar, karena ada ratusan kompetisi kelompok umur yang digelar di Indonesia,” tambahnya.

Selain dari biaya pendaftaran, banyak operator juga mendapat dukungan sponsor utama maupun sponsor pendamping. Ditambah lagi dengan sektor turunan seperti transportasi, akomodasi, konsumsi, hingga merchandise, industri sepakbola usia muda ini semakin terlihat menjanjikan.

Dampak Positif di Daerah

Ajang kelompok umur juga terbukti mampu menggairahkan ekonomi daerah. Contohnya, Piala Soeratin Jawa Timur 2025. Sekretaris Jenderal PSSI Jatim, Djoko Tetuko, menyebutkan biaya operasional penyelenggaraan untuk tiga kategori usia mencapai Rp 3,5 miliar, mencakup pengadaan lapangan, wasit, keamanan, dan akomodasi.

Kategori :