Beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi: Rp30,28 triliun
Beban penyusutan dan amortisasi: Rp25,06 triliun
Beban karyawan: Rp11,9 triliun
Beban interkoneksi: Rp5,66 triliun
Beban umum dan administrasi: Rp5 triliun
Beban pemasaran: Rp2,37 triliun
Tingginya beban operasional, terutama di sisi pemeliharaan jaringan dan sumber daya manusia, menjadi tantangan bagi Telkom dalam menjaga efisiensi di tengah kompetisi dan pergeseran perilaku konsumen ke layanan digital berbasis cloud dan data.
BACA JUGA:Nokia Hidup Kembali! Kerja Sama dengan Nvidia Ubah Arah ke Bisnis AI dan Data Center
Kerugian dari Investasi Digital
Selain tekanan dari sisi operasional, Telkom juga mencatat kerugian belum direalisasi sebesar Rp360 miliar akibat penurunan nilai wajar investasi, terutama pada saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan sejumlah portofolio startup yang dikelola oleh MDI Ventures, anak usaha investasi Telkom di sektor teknologi.
Telkomsel — anak usaha utama Telkom — juga mengalami kerugian nilai investasi di GOTO sebesar Rp380 miliar pada sembilan bulan pertama 2025, sedikit lebih baik dibandingkan kerugian Rp474 miliar pada 2024.
Penurunan ini dipengaruhi oleh harga saham GOTO yang melemah dari Rp66 per saham (September 2024) menjadi Rp54 per saham (September 2025).
Manajemen menjelaskan bahwa investasi tersebut diukur berdasarkan nilai pasar (fair value level 1) sesuai standar akuntansi keuangan yang berlaku.
BACA JUGA:Pemerintah Pastikan Tarif Listrik Tidak Naik per 1 November 2025, Ini Daftar Lengkapnya