Sayangnya, dengan berbagai tantangan zaman, tradisi lontara semakin terpinggirkan. Pengaruh budaya global dan kemajuan teknologi membuat banyak generasi muda Toraja kehilangan minat terhadap lontara.
Perkembangan pendidikan formal yang lebih mengutamakan bahasa nasional juga memberikan dampak terhadap menurunnya penguasaan lontara.
Menghidupkan Kembali Tradisi yang Hampir Sirna
Meskipun bayang-bayang telah terlupakan, masih ada upaya dari beberapa kelompok masyarakat dan pihak terkait untuk menghidupkan kembali tradisi lontara. Program pendidikan informal, lokakarya seni, dan festival budaya menjadi langkah awal dalam melestarikan kearifan lokal ini.
BACA JUGA: Keindahan Warisan Budaya: Adat Suku Rejang di Kepahiang, Bengkulu
Harapan untuk Masa Depan: Melestarikan Lontara Toraja
Menghidupkan kembali budaya lontara Toraja memerlukan dukungan penuh dari semua pihak. Pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat lokal, dan para pelestari budaya harus bekerja sama untuk melestarikan dan mengembangkan warisan lontara agar tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas Toraja.
Hanya dengan usaha bersama, kita dapat memastikan bahwa keindahan dan kearifan budaya lontara Toraja akan terus bersinar untuk generasi-generasi yang akan datang.
BACA JUGA: Menjejak Keindahan dan Makna Mendalam Tari Yapong di Budaya Betawi