Budaya Merarik Kawin Lari di Lombok: Pesona dan Makna yang Tersembunyi

Kamis 01-02-2024,15:30 WIB
Reporter : Reza Kurniawan
Editor : Ayu Fitriani

BACA JUGA:Menelusuri Kembali Jejak yang Hilang: Menghidupkan Kembali Budaya Lontara Toraja

5. Tantangan dan Penerimaan Masyarakat:

Meskipun budaya merarik kawin lari dapat dianggap romantik oleh beberapa orang, tantangan muncul ketika harus berurusan dengan norma-norma sosial dan ekspektasi masyarakat.

Penerimaan terhadap pernikahan ini dapat bervariasi, dan kadang-kadang pasangan yang memilih merarik harus menghadapi kritik atau penolakan dari keluarga atau lingkungan sekitar.

6. Peran Agama dalam Budaya Merarik:

Agama, yang memiliki peran sentral dalam kehidupan masyarakat Sasak, juga memainkan peran penting dalam budaya merarik kawin lari. Beberapa pasangan memilih untuk menikah secara mendadak dengan tetap melibatkan unsur-unsur keagamaan, sementara yang lain mungkin memilih untuk melakukannya secara sederhana tanpa perayaan agama formal.

BACA JUGA:Inilah 5 Kebudayaan Palembang yang Masih Terus Berkembang, Apa Saja Ya? Cek di Sini!

7. Dampak Globalisasi dan Modernisasi:

Seiring dengan berkembangnya globalisasi dan modernisasi, budaya merarik kawin lari di Lombok juga mengalami perubahan. Nilai-nilai tradisional dapat terkikis, sementara sebagian masyarakat muda lebih terbuka terhadap pernikahan yang melibatkan unsur-unsur modern. Ini menciptakan dinamika baru dalam menjaga keberlanjutan budaya merarik.

Budaya merarik kawin lari di Lombok mengajak kita untuk menyelami keunikan dan kompleksitas nilai budaya lokal. Sementara tradisi ini menghadapi tantangan dari perubahan zaman, makna yang terkandung dalam setiap langkah pernikahan merarik tetap mempesona.

Dalam memahami dan menghargai budaya merarik, kita juga diajak untuk merenung tentang dinamika antara tradisi dan perubahan dalam masyarakat yang terus bergerak maju.

BACA JUGA:Mengenal Sejarah Budaya di Musi Rawas, Sumatera Selatan

Kategori :