SILAMPARITV.CO.ID - Isra Mi'raj, peristiwa yang menggambarkan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, serta perjalanan naik ke langit dan bertemu dengan Allah SWT, adalah salah satu momen penting dalam sejarah Islam.
Perjalanan ini tidak hanya memiliki makna mistis, tetapi juga sarat dengan pelajaran moral dan spiritual yang dalam. Mari kita menjelajahi kembali arti Isra Mi'raj untuk memperdalam pemahaman kita tentang kejadian tersebut.
BACA JUGA:Tips Merencanakan Masa Orientasi Pendidikan Siswa, Guru Perlu Mengetahui Hal Ini!
Isra: Perjalanan Malam ke Masjidil Aqsa
Isra, yang berarti perjalanan malam, menggambarkan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Yerusalem dalam waktu yang sangat singkat, dengan menggunakan al-Buraq, hewan gaib yang lebih cepat dari kilat.
Perjalanan ini menunjukkan kekuasaan Allah SWT dalam mengatur segala sesuatu, serta menegaskan pentingnya keimanan dan kekuatan spiritual dalam menghadapi cobaan dan ujian.
BACA JUGA:5 Alasan Mengapa Belajar Bahasa Asing Adalah Hobi yang Sempurna
Perjalanan ke Masjidil Aqsa juga menegaskan pentingnya menjaga hubungan dengan tempat-tempat suci dan mendukung solidaritas antar umat beragama.
Melalui peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW memberikan pesan tentang pentingnya menghormati tempat ibadah orang lain dan menjaga perdamaian antar umat beragama.
BACA JUGA:Guru Besar Unpad Mengungkap Manfaat Komik Sebagai Media Pendidikan Bagi Generasi Alpha
Mi'raj: Perjalanan ke Langit dan Pertemuan dengan Allah SWT
Mi'raj, yang berarti perjalanan naik, menggambarkan perjalanan Nabi Muhammad SAW ke langit, melalui tujuh langit, dan bertemu langsung dengan Allah SWT.
Perjalanan ini penuh dengan simbolisme dan makna spiritual yang mendalam. Menembus tujuh langit menunjukkan tingkat spiritualitas dan kedekatan Nabi Muhammad SAW dengan Tuhan yang sangat tinggi.
BACA JUGA:Ini Kisah Wali Songo (9 Wali) Menyebarkan Agama Islam di Indonesia
Pertemuan dengan Allah SWT di langit tertinggi menggambarkan pengalaman spiritual puncak yang meneguhkan kepercayaan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT.