SILAMPARITV.CO.ID - Kembali alami erupsi, Gunung Marapi yang terletak di Sumatera Barat (Sumbar) lontarkan abu vulkanik dengan ketinggian hingga 700 meter.
Kejadian ini berlangsung pada Rabu, 6 Maret 2024, kisaran pukul 08.10 WIB.
Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Tanah Datar ini mengeluarkan warna asap kelabu yang cukup tebal.
BACA JUGA:Mudik Asyik Bersama BUMN, Cukup Tunjukkan KTP
"Terjadi erupsi ke arah utara dengan asap berwarna kelabu yang terekam di aktivitas kegempaan kami sebagai gempa letusan," ujar Ketua Tim Tanggap Darurat Letusan Gunung Marapi PVMBG, Yasa Suparman, dikutip dari laman kompas.com, Rabu (6/3/2024).
Yasa juga menuturkan terkait intensitas erupsi Marapi ini lebih meningkat dibandingkan dari minggu sebelumnya.
"Naiknya magma ke permukaan semakin intensif terlihat, setelah melihat dari aktivitas kegempaan dengan gempa letusan yang meningkat dari minggu sebelumnya," ungkap Yasa.
BACA JUGA:Prediksi BMKG hingga 8 Maret 2024, Berikut 27 Daerah Berpotensi Cuaca Ekstrem
Yasa juga mengungkapkan, bahwa pihaknya selalu melakukan evaluasi setiap minggu terkait aktivitas Gunung Marapi, dan juga memberi laporan harian ke kantor pusat.
"Sebelumnya minggu lalu hampir tidak ada erupsi dan minggu ini kembali meningkat," tutur Yasa.
Yasa mengungkapkan, status Marapi saat ini masih di Siaga III, dengan rekomendasi agar warga tidak mendekat di radius 4,5 kilometer dari kawah.
BACA JUGA:Inilah 7 Manfaat Sarapan Pagi yang Tidak Boleh Anda Lewatkan
Ketika akan terjadi hujan abu, ia juga merekomendasikan kepada masyarakat agar menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA), juga perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Tak hanya itu, warga diimbau juga untuk mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.
"Diharapkan semua pihak untuk menjaga kondusivitas suasana di masyarakat, kemudian tidak juga menyebarkan narasi bohong (hoaks), serta tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya," jelas Yasa.