dengan alasan bahwa puasa Ramadhan merupakan satu kesatuan ibadah. (Yusuf Al-Qaradlawi, Fiqh al-Shiyam, hal. 84)
Di bawah ini adalah bacaan niat puasa Ramadhan untuk dibaca setiap malam hari, yaitu sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an ada'i fardhi syahri ramadhani hadzihis sanati lilahi ta'ala
BACA JUGA:Airbus dan Boeing Harus Siap Bersaing, Pesawat Buatan Cina C919 Datang Lagi
Artinya: "Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala."
Kemudian niat puasa Ramadhan untuk sebulan penuh, di bawah ini:
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma jami'i syahri ramadhani hadzihis sanati taqlidan Iil imami malikin fardlan lilahi ta'ala
BACA JUGA:5 Menu Buka Puasa Simpel dan Praktis yang Rasanya Enak
Artinya: "Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah Ta'ala."
Oleh karena itu, umat Muslim dapat menggunakan dua mazhab di atas dalam membaca niat puasa Ramadhan.
Menggunakan Mazhab Maliki sebagai bentuk antisipasi jika nanti kita lalai, lupa, atau ketiduran tidak sempat membaca niat puasa ramadhan ketika malam hari.
Akan tetapi, umat Muslim juga harus berusaha membiasakan diri untuk selalu melafalkan niat puasa Ramadhan pada setiap malamnya sesuai dengan yang dianjurkan oleh Mazhab Syafi'i.
BACA JUGA:Benarkah Tidur Setelah Sahur dan Sholat Subuh Dapat Melalaikan Rejeki? Berikut Penjelasannya!
Membaca niat puasa menurut Mazhab Syafi'i dapat dilakukan setiap selesai shalat tarawih atau ketika sahur.