Wildan mengatakan kejadian mekanik yang kurang memahami kelistrikan tidak hanya di satu PO, akan tetapi di banyak PO lainnya. Sehingga, ia meminta hal tersebut menjadi perhatian.
BACA JUGA:Mengatasi Sakit Maag Saat Berpuasa: Tips dan Cara Efektif
Lebih lanjut, jika berkaca dari kasus Banyumas, Wildan mengatakan api berawal dari area belakang di bagian aki dan bus terbakar. Ia mempersilakan berbagai pihak untuk belajar dari kasus terbakarnya bus Rosalia Indah di Banyumas karena memiliki pola yang mirip.
“Sangat dimungkinkan hal tersebut terulang kembali. Jadi silakan dari Rosalia Indah dan kepolisian Boyolali mencermati hal yang telah dilakukan KNKT pada kasus di Banyumas. Ini bukan rahasia, silakan, laporannya di-publish di website KNKT,” kata dia.
BACA JUGA:3 HONOR HP Dapat Dilipat dengan Stylus
Pemeliharaan Bus
Secara singkat, ia menyampaikan faktor yang berkontribusi dalam kasus terbakarnya bus Rosalia Indah di Banyumas yaitu program pemeliharaan bus yang kurang baik.
Hal tersebut mengakibatkan menurunnya kondisi teknis bus, khususnya yang terkait kelistrikan sehingga berisiko terbakar pada saat dioperasikan di samping faktor saat perancangan atau pembuatan terdapat beberapa hazard/risk yang bisa memicu terjadinya kebakaran bus.
BACA JUGA:Amalan-Amalan yang wajib kamu kerjakan selama bulan puasa ramadhan,Yuk simak!
Kemudian, penyebab kebakaran bus Rosalia Indah di Banyumas yaitu koneksi buruk menyebabkan hubungan pendek atau arcing yang dipicu buruknya kondisi baterai karena mekanisme pemeliharaan baterai yang tidak terkontrol.
“Di samping itu, terdapat instalasi, penggunaan material kabel, connector, dan lain-lain yang tidak sesuai standar practice industry,” kata dia.
BACA JUGA:Wajib Coba! Inilah Lemang, Kuliner Tradisional Khas Medan yang Menggiurkan
Wildan menyampaikan kejadian bus terbakar memang belum pernah menimbulkan korban jiwa di Indonesia. Biasanya ketika kendaraan mesin pembakaran dalam terjadi malfungsi baik short circuit atau arcing, hanya menyebabkan kebakaran dan orang di kendaraan sempat keluar.
BACA JUGA:Makanan Lebaran Populer di Indonesia, Ketupat Hingga Kue Kering
Akan tetapi, ketika SC atau arcing terjadi di kendaraan listrik, hal tersebut bisa menimbulkan bahaya berupa function hazard atau kendaraan tidak bisa dikendalikan.
“Kalau terjadi di kendaraan mesin pembakaran dalam kan paling hanya AC-nya mati, lampu mati, atau terbakar. Kebakarnya pun ada prosesnya, tidak bisa langsung habis,” kata dia.