Sam Altman Terkejut Banyak Orang Percaya ChatGPT: Nyambung untuk Curhat dan Kerjakan Tugas
Sam Altman Terkejut Banyak Orang Percaya ChatGPT: Nyambung untuk Curhat dan Kerjakan Tugas--ist
SILAMPARITV.CO.ID - CEO OpenAI, Sam Altman, mengaku terkejut dengan fenomena meningkatnya kepercayaan publik terhadap ChatGPT, kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh perusahaannya. Dalam episode perdana podcast resmi OpenAI, Altman mengungkapkan refleksi pribadi terkait bagaimana orang-orang kini memperlakukan ChatGPT — bukan hanya sebagai alat bantu, tetapi juga sebagai teman curhat dan rekan kerja.
BACA JUGA:BRI Konsisten Salurkan FLPP, Dukung Akses Hunian Terjangkau untuk Masyarakat
BACA JUGA:Tersinggung Dikatakan Alat Kelamin Kecil, Pria di Banyumas Bunuh Gadis di Bawah Umur.
Fenomena Kedekatan Emosional dengan AI
Altman menyampaikan bahwa banyak pengguna kini merasa nyaman dan terhubung secara emosional dengan ChatGPT. Beberapa bahkan mengaku lebih mudah mencurahkan isi hati kepada AI dibanding kepada manusia.
“Banyak orang memperlakukan ChatGPT seperti teman dekat yang bisa diajak berbicara apa saja. Saya tidak menduga tingkat keterikatan emosional ini,” ujar Altman.
Menurut Altman, hal ini mencerminkan bahwa teknologi kecerdasan buatan bukan hanya tentang kemampuan menjawab pertanyaan, tapi juga tentang hubungan kompleks antara manusia dan mesin.
BACA JUGA:Analisis SBY: 5 Orang Kuat Penentu Masa Depan Dunia di Tengah Memanasnya Konflik Iran-Israel
BACA JUGA:Viral! Suami Serahkan Istri ke Selingkuhannya dengan Ikhlas: Netizen Salut, “Pahlawan Kita Gugur”
Tetap Kritis dan Bijak dalam Menggunakan AI
Meski mengapresiasi kemajuan teknologi, Altman mengingatkan bahwa ChatGPT bukanlah makhluk sempurna. Sebagai produk AI yang masih terus dikembangkan, sistem ini tetap bisa menyampaikan informasi yang salah atau menyesatkan.
“Saya sendiri menggunakan ChatGPT untuk menjawab pertanyaan anak saya. Tapi saya selalu menekankan bahwa kita harus tetap kritis terhadap jawabannya,” kata Altman, dikutip dari akun resmi OpenAI.
Ia menyoroti bahwa kecepatan dan kefasihan jawaban ChatGPT kerap membuat orang terlena dan menerima jawabannya tanpa memeriksa ulang. Inilah sebabnya, lanjut Altman, publik harus memperlakukan AI sebagai alat bantu, bukan sebagai sumber kebenaran absolut.
BACA JUGA:Viral! Pernikahan di Lombok Tengah Ricuh, Pengantin Wanita Ngaku Gadis Ternyata Janda 3 Kali.
Sumber: