Waspada, 6 Kelompok Orang yang Disarankan Batasi Konsumsi Matcha demi Kesehatan

Waspada, 6 Kelompok Orang yang Disarankan Batasi Konsumsi Matcha demi Kesehatan

Waspada, 6 Kelompok Orang yang Disarankan Batasi Konsumsi Matcha demi Kesehatan--ist

SILAMAPRITV.CO.ID - Matcha, bubuk teh hijau tradisional Jepang, telah mendunia berkat warna hijaunya yang menenangkan dan segudang klaim manfaat kesehatannya. Dari meningkatkan fokus, melawan radikal bebas, hingga membantu metabolisme, matcha seringkali dijuluki sebagai superfood. Namun, di balik popularitasnya, penting untuk diingat bahwa matcha bukanlah minuman yang cocok untuk semua orang. Kandungan kafein dan senyawa tertentu di dalamnya dapat menimbulkan efek yang kurang menguntungkan bagi kelompok individu tertentu. Berdasarkan pemaparan para ahli, berikut adalah enam kelompok orang yang disarankan untuk membatasi atau bahkan menghindari konsumsi matcha demi menjaga kesehatan.

BACA JUGA:Kacab BRI Cempaka Putih Tewas, Penculik Ungkap Motif Sadis.

1. Individu dengan Sensitivitas Tinggi terhadap Kafein

Matcha mengandung kafein dalam kadar yang signifikan. Secara umum, satu sendok teh matcha dapat mengandung kafein setara dengan satu shot espresso, bahkan bisa lebih tergantung kualitasnya. Mengapa harus hati-hati? Orang dengan sensitivitas tinggi terhadap kafein dapat mengalami gejala seperti kecemasan dan gelisah, jantung berdebar-debar, sakit kepala, gangguan tidur, dan gemetar. Rekomendasi: Kelompok ini perlu sangat membatasi porsinya atau memilih alternatif teh herbal yang bebas kafein. Perhatikan waktu konsumsi, hindari matcha di sore atau malam hari.

BACA JUGA:Xiaomi Redmi Note 15 Resmi Dirilis: Baterai 5.800 mAh, Kamera Mirip Versi Pro

BACA JUGA:Mengenal Diet 30-30-30: Metode Sederhana yang Viral untuk Turunkan Berat Badan

2. Penderita Gangguan Kecemasan atau Panik

Bagi penderita anxiety disorder, kafein dalam matcha dapat menjadi pemicu yang memperburuk gejala. Mengapa harus hati-hati? Kafein adalah stimulan sistem saraf pusat. Ia dapat memicu respons fight or flight yang memperparah perasaan gugup, nervous, dan serangan panik. Rekomendasi: Sangat disarankan untuk menghindari atau sangat membatasi asupan matcha. Konsultasi dengan dokter atau terapis mengenai konsumsi stimulan sangat dianjurkan.

BACA JUGA:HMD Fuse Resmi Dirilis: Smartphone Aman untuk Anak dengan AI Pemblokir Konten Negatif

BACA JUGA:Perangkat BMKG di Musi Rawas Hilang Dicuri, Banjir Tak Bisa Dipantau Optimal.

3. Ibu Hamil dan Menyusui

Konsumsi kafein selama kehamilan dan menyusui merupakan topik yang perlu kehati-hatian ekstra. Mengapa harus hati-hati? Kafein dapat melewati plasenta dan memengaruhi janin. Asupan kafein yang tinggi selama kehamilan dikaitkan dengan peningkatan risiko berat badan lahir rendah dan keguguran. Pada ibu menyusui, kafein dapat masuk ke dalam ASI dan memengaruhi pola tidur bayi. Rekomendasi: Organisasi kesehatan menyarankan ibu hamil untuk membatasi asupan kafein. Satu porsi matcha sudah mengambil porsi yang besar dari batas harian. Konsultasi dengan dokter kandungan adalah langkah wajib.

BACA JUGA:15 Tahun Setia Bersama BRI, Chandra Nikmati Layanan Lengkap dan Praktis Bayar QRIS

BACA JUGA:Usaha BRILInk di Daerah Pelosok jadi Bisnis Menjanjikan, Biaya Murah jadi Pilihan

Sumber: