Usai Jadi Irup Peringatan Harlah Pancasila, Wako Launching Program Kesehatan Gratis
Wali Kota Lubuklinggau, H Rachmat Hidayat jadi Inspektur upacara peringatan Hari Lahir Pancasila tingkat Kota Lubuk Linggau yang dilaksanakan di stadion mini kayu ara, Senin (2/6/2025).--foto: ist
SILAMPARITV.CO.ID, LUBUKLINGGAU -- Wali Kota Lubuklinggau, H Rachmat Hidayat jadi Inspektur upacara peringatan Hari Lahir Pancasila tingkat Kota Lubuk Linggau yang dilaksanakan di stadion mini kayu ara, Senin (2/6/2025).
Turut hadir Wawako H Rustam Effendi, Ketua DPRD Kota Lubuk Linggau Yulian Effendi, Kapolres Lubuk Linggau AKBP Adhitia Bagus Arjunadi, Dandim 0406 Lubuk Linggau Letkol Inf Arie Prasatyo Widyo Broto,
Kapala Lapas Kelas IIA Lubuk Linggau Budi Yuliarno, Kepala OPD, Camat dan Lurah dilingkungan Pemkot Lubuk Linggau serta tamu undangan dan peserta upacara lainnya.
Upacara diikuti secara khidmat. Pengibaran bendera merah putih pun dilaksanakan oleh Pasukan Pengibar Bendera (Paskibraka) Kota Lubuk Linggau.
BACA JUGA:5 Tren B2B Marketing yang Wajib Diketahui di Tahun 2025
BACA JUGA:Potret Nestapa Guru Honorer: Gaji Rp200 Ribu Sebulan, Tanggung Jawab Sebesar Bangsa.
Dalam kesempatan itu, Wako berkesempatan membacakan langsung sambutan tertulis dari Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pacasila (BPIP), Yudian Wahyudi.
Ia berharap, apa yang disampaikan dalam amanat ini bisa dimaknai dan dilaksanakan untuk kemajuan bangsa, khususnya Kota Lubuk Linggau kedepannya menuju Linggau Juara.
Dalam amantanya disampaikan 1 Juni 2025, kita kembali memperingati momentum yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia: Hari Lahir Pancasila.
Hari ketika kita tidak hanya mengenang rumusan dasar negara, tetapi juga meneguhkan kembali komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BACA JUGA:Bunuh ART Asal Indonesia, Eks Finalis MasterChef Malaysia dan Mantan Suami Dibui 34 Tahun.
Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945. Ia adalah jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Dalam semangat memperkokoh ideologi Pancasila, izinkan saya mengajak kita semua merenungkan kembali bahwa Pancasila adalah rumah besar bagi keberagaman Indonesia.
Ia mempersatukan lebih dari 270 (dua ratus tujuh puluh) juta jiwa dengan latar belakang suku, agama, ras, budaya dan bahasa yang berbeda.
Dalam Pancasila, kita belajar bahwa kebinekaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu.
BACA JUGA:Iran Balas Dendam: Bombardir 10 Titik di Israel Usai Digempur AS
BACA JUGA:PLN untuk Rakyat: Resmikan Penyulang Kapal, Wujudkan Listrik Andal dan Berkualitas di Kabupaten PALI
Dari sila pertama hingga sila kelima, terkandung prinsip-prinsip yang menuntun kita membangun bangsa dengan semangat gotong-royong, keadilan sosial, dan penghormatan terhadap martabat manusia.
Dalam konteks pembangunan nasional saat ini, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045.
Salah satu yang paling fundamental dalam Asta Cita tersebut adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi dan hak asasi manusia.
Kemajuan ekonomi tanpa pondasi nilai-nilai Pancasila bisa melahirkan ketimpangan. Kemajuan teknologi tanpa bimbingan moral Pancasila bisa menjerumuskan bangsa pada dehumanisasi.
BACA JUGA:PLN UP3 Lubuklinggau Klarifikasi Pemberitaan di Media Citra Sumsel
BACA JUGA:Gaji Tukang Cuci Piring di Australia Tembus Rp75 Juta per Bulan, Kalahkan Presiden RI!
Memperkokoh ideologi Pancasila berarti menegaskan kembali pembangunan bangsa harus selalu berakar pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial.
Dalam era globalisasi dan digitalisasi yang semakin kompleks, tantangan terhadap Pancasila pun semakin nyata.
Kita menyaksikan penyebaran paham-paham ekstremisme, radikalisme, intoleransi, hingga disinformasi yang mengancam kohesi sosial kita.
Oleh karena itu, melalui Asta Cita, kita dipanggil untuk melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam segala dimensi kehidupan: dari pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ruang-ruang digital.
BACA JUGA:13 Cara Menghasilkan Uang di Internet Tanpa Modal, Cocok untuk Pemula.
BACA JUGA:Iran Nyatakan Seluruh Warga AS Kini Jadi Target Sah Setelah Serangan ke Situs Nuklir
Pertama, dalam dunia pendidikan, kita perlu menanamkan Pancasila sejak dini, bukan sekadar dalam pelajaran formal, tetapi dalam praktik keseharian.
Sekolah dan universitas harus menjadi tempat lahirnya generasi yang cerdas secara intelektual, tangguh secara karakter dan kuat dalam integritas moral.
Kedua, di lingkungan pemerintahan dan birokrasi, nilai-nilai Pancasila harus hadir dalam bentuk pelayanan publik yang berkeadilan, transparan dan berpihak pada rakyat.
Setiap kebijakan dan program harus mencerminkan semangat kemanusiaan dan keadilan sosial, bukan kepentingan kelompokatau golongan.
BACA JUGA:PLN untuk Rakyat: Resmikan Penyulang Kapal, Wujudkan Listrik Andal dan Berkualitas di Kabupaten PALI
Ketiga, dalam bidang ekonomi, kita perlu memastikan bahwa pembangunan tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang, tetapi menjadi berkah bagi seluruh rakyat Indonesia.
Keadilan sosial, sebagaimana termaktub dalam sila kelima, harus menjadi orientasi utama. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), ekonomi kerakyatan dan koperasi harus terus diberdayakan agar tidak ada warga yang tertinggal dalam kemajuan bangsa.
Keempat, dalam ruang digital, kita harus membangun kesadaran kolektif bahwa dunia maya bukan ruang bebas nilai.
Etika, toleransi dan saling menghargai tetap harus ditegakkan. Pancasila harus menjadi panduan dalam berinteraksi di media sosial maupun platform digital lainnya.
BACA JUGA:Gaji Tukang Cuci Piring di Australia Tembus Rp75 Juta per Bulan, Kalahkan Presiden RI!
Mari kita perangi hoaks, ujaran kebencian dan provokasi, dengan literasi digital dan semangat gotong-royong.
Sumber: