Pemuda Tuban Didatangi Aparat Usai Kibarkan Bendera One Piece, Dianggap Makar.
Pemuda Tuban Didatangi Aparat Usai Kibarkan Bendera One Piece, Dianggap Makar.--ist
“Itu bagian dari makar, mungkin malah itu. Ini harus ditindak tegas,” ucap Firman di Kompleks Parlemen Senayan (31/7/2025).
Firman juga menyayangkan lemahnya pemahaman kebangsaan yang menurutnya menjadi akar fenomena ini.
BACA JUGA:Edukasi Listrik Aman dan Digitalisasi Layanan, PLN ULP Mariana Gelar Program Goes to School
Viral di Media Sosial, Simbol Kritik Sosial?
Fenomena pengibaran bendera One Piece menjadi viral di platform seperti TikTok, Instagram, hingga X (Twitter). Banyak video memperlihatkan bendera Jolly Roger dikibarkan di rumah, kendaraan pribadi, bahkan truk-truk umum.
Sebagian narasi menyebut bahwa pengibaran bendera fiksi ini merupakan bentuk kritik sosial terhadap ketidakadilan dan situasi politik saat ini.
BACA JUGA:Warga Tolak, Rencana Pembangunan Cafe dan Diskotik Golden Club di Lubuklinggau Batal Dilanjutkan.
BACA JUGA: 25 soal latihan beserta jawabannya untuk Modul 1 Topik 1 – PPG Daljab Tahap 2 Tahun 2025
Namun, waktu kejadian yang berdekatan dengan HUT RI ke-80 pada 17 Agustus 2025, membuat tindakan ini semakin disorot karena dianggap dapat menurunkan marwah perjuangan nasional.
BACA JUGA:Kemensos Stop Bansos Seumur Hidup, Batas Maksimal Penerima Hanya 5 Tahun.
BACA JUGA:Semarak Kemerdekaan! YBM PLN UP3 Bengkulu Tanamkan Nilai Nasionalisme Lewat Pesantren Muharam
Dorongan Penguatan Peran BPIP dan Aturan Kendaraan Umum
Firman Soebagyo juga menyebut bahwa peristiwa ini harus menjadi momentum untuk memperkuat peran Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dalam menyosialisasikan nilai-nilai kebangsaan.
Ia bahkan mendorong agar revisi dilakukan terhadap UU LLAJR untuk mencegah kendaraan umum digunakan sebagai sarana kampanye, baik positif maupun negatif.
Sumber: