Bocah SD dan TK di Sumenep Ditunangkan, Acaranya Meriah dan Bikin Warganet Heboh.

Bocah SD dan TK di Sumenep Ditunangkan, Acaranya Meriah dan Bikin Warganet Heboh.

Bocah SD dan TK di Sumenep Ditunangkan, Acaranya Meriah dan Bikin Warganet Heboh.--ist

SILAMPARITV.CO.ID - Sebuah video yang memperlihatkan pesta pertunangan dua anak kecil di Pulau Gili Iyang, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur mendadak viral di media sosial. Dalam video tersebut tampak Aqil, seorang siswa sekolah dasar, dan Putri, anak taman kanak-kanak, tampil mengenakan busana pengantin lengkap dan diringi musik tradisional khas Madura.

BACA JUGA:41 Dapur MBG Dikelola Putri Wakil Ketua DPRD Sulsel, Upaya Pemenuhan Gizi Kian Maksimal.

BACA JUGA:500 Ribu iPhone 17 Tenggelam! Pengiriman Global Kacau di Laut Peru

 

Acara pertunangan itu berlangsung pada 6 November 2025 dan menyedot perhatian warganet karena kemeriahan serta usia kedua mempelai yang masih sangat belia. Meski menuai beragam komentar, pihak keluarga menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari tradisi adat masyarakat Gili Iyang.

BACA JUGA:Terungkap! Aiptu I Rela Tinggalkan Istri Sah Demi Selingkuhan Istri Mantan Polisi

BACA JUGA:Nama Baik Tercoreng Hingga Luar Negeri, Jokowi Minta Kasus Ijazah Dituntaskan.

Tradisi Lama yang Masih Dilestarikan

Mohammad Alwi, ayah dari mempelai perempuan, menyampaikan bahwa pertunangan anak-anak di Gili Iyang bukanlah hal baru. Tradisi tersebut dikenal dengan sebutan bebekalan dalam bahasa Madura.

 

Menurut Alwi, anak-anak yang sudah berusia di atas lima tahun lazim ditunangkan dalam sebuah acara adat yang telah diwariskan secara turun-temurun.

BACA JUGA:Mobil Travel Tujuan Jambi–Lubuklinggau Alami Kecelakaan, Hiace Hantam Beton Pembatas Jembatan di Belalau.

BACA JUGA:Kalapas Narkotika Muara Beliti Bersama Ketua Pokja Perawatan Kesehatan Salurkan Bansos Keluarga Warga Binaan

“Acara kemarin cukup meriah dan alhamdulillah berjalan lancar. Memang sempat viral dan mendapat berbagai tanggapan dari netizen. Ada yang menyebut kami primitif, padahal ini adalah tradisi yang sudah lama dilakukan di Gili Iyang,” ujar Alwi, yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Bancamara.

BACA JUGA:Cuma Main Game di Weekend, Saldo DANA Bisa Masuk! Ini Cara Mudahnya

BACA JUGA:Selvi Gibran : Jangan Paksa Anak Cepat Bisa Baca, Biarkan Mereka Nikmati Masa Kecilnya.

Konsep Besanan, Seragam Keluarga, dan Arak-Arakan

Alwi menjelaskan bahwa pertunangan kali ini tergolong istimewa. Acara digelar dengan konsep besanan, di mana dua keluarga mengenakan pakaian seragam dan bersama-sama mengantar kedua anak menuju rumah pihak perempuan.

 

Dalam masyarakat setempat, acara semacam ini biasa disebut gawe, karje, atau gabay. Selain busana adat dan musik tradisional, prosesi dilakukan dengan penuh kebersamaan dan menjadi momen penting bagi dua keluarga besar.

BACA JUGA:Samsung Galaxy S26 Ultra Makin Canggih! Ini Deretan Bocoran Terbarunya

BACA JUGA:HP Buatan RI Tembus Pasar Dunia, Tapi Banyak Orang Belum Menyadarinya.

Harapan Orang Tua dan Pandangan Masyarakat Lokal

Alwi berharap masyarakat luar tidak salah menafsirkan tradisi tersebut. Ia menegaskan bahwa acara pertunangan anak bukanlah bentuk pemaksaan atau pernikahan dini, melainkan bagian dari simbol adat yang masih dipegang kuat oleh warga Gili Iyang.

 

Tradisi itu dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur dan identitas budaya yang tetap dilestarikan hingga kini.

BACA JUGA:Debt Collector Mengetuk Pintu Rumah? Simak Cara Mengatasinya

BACA JUGA:Inilah 5 Kebiasaan Yang Buat Kelas Menengah Tetap Miskin dan Sulit Berkembang

Sumber:

Berita Terkait