Fenomena Perokok Desa Lebih Tinggi dari Kota, Ini Kata Profesor Unhas

Fenomena Perokok Desa Lebih Tinggi dari Kota, Ini Kata Profesor Unhas

Fenomena Perokok Desa Lebih Tinggi dari Kota, Ini Kata Profesor Unhas--ist

Sejak 2005, melalui musyawarah warga, desa tersebut menetapkan kawasan bebas rokok yang dituangkan dalam Peraturan Desa (Perdes). Hingga kini, kebijakan tersebut masih dipatuhi sekitar 820 kepala keluarga yang tinggal di kawasan dataran tinggi dengan ketinggian sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut.

BACA JUGA:Pemerintah Thailand Bubarkan Parlemen, PM Anutin Klaim Kembalikan Kekuasaan ke Tangan Rakyat

BACA JUGA:Wali Kota Rachmat Hidayat Pimpin Upacara Puncak HUT PGRI ke-80 dan Hari Guru Nasional 2025 di Lubuklinggau

Bahkan, pada 2011, BBC dalam sebuah laporan menyebut Bonebone sebagai kampung bebas rokok pertama di dunia.

“Bonebone adalah contoh yang sangat baik. Warganya produktif, sehat, sejahtera, dan religius,” kata Prof Aminuddin.

Menurutnya, meski udara dingin kerap memicu keinginan merokok, kesepakatan sosial yang kuat dan dukungan nilai agama membuat warga memilih meninggalkan kampung jika ingin merokok.

“Mayoritas warga di sana merupakan bagian dari Muhammadiyah, organisasi keagamaan yang telah mengeluarkan fatwa haram merokok,” ungkap presidium KAHMI tersebut.

BACA JUGA:Dapat Izin Presiden, Kejagung Geledah Kementerian Kehutanan Terkait Kasus Banjir Sumatera

BACA JUGA:Langkah Awal Budidaya Maggot, Kandang Produksi Mulai Dibangun di Lapas Narkotika Muara Beliti

Berdasarkan data BPS, kabupaten dengan persentase perokok desa tertinggi di Sulsel antara lain Kabupaten Bantaeng, Luwu Timur, dan Enrekang.

Sebaliknya, wilayah perkotaan menunjukkan tren berbeda. Meski memiliki jumlah penduduk terbesar di Sulsel, sekitar 1,8 juta jiwa, Kota Makassar justru tercatat sebagai daerah dengan persentase perokok terendah, yakni 17,27 persen.

Prof Aminuddin menilai rendahnya angka perokok di kota dipengaruhi oleh kuatnya regulasi dan literasi kesehatan.

“Di kota, banyak ruang publik yang menerapkan No Smoking Area. Intensitas kampanye dan literasi tentang bahaya rokok juga jauh lebih tinggi,” jelasnya.

BACA JUGA:Jelang Nataru 2026, Lapas Narkotika Muara Beliti Gelar Apel Siaga Pengamanan

BACA JUGA:Jaga Keamanan Pengendara, Polsek Padang Ulak Tanding Laksanakan Patroli Rutin Jalur Lintas

Sumber: