Sensasi Ngopi di Tepi Sawah Jadi Tren Wisata Milenial Di Musi Rawas

Sensasi Ngopi di Tepi Sawah Jadi Tren Wisata Milenial Di Musi Rawas

Angkringan kopi di musi rawas Musi Rawas, Silampari TV - Banyak angkringan yang dijadikan wisata di daerah Musi Rawas, terlebih untuk para wisatawan millenial selain bisa menikmati hangatnya kopi, juga bisa ditemani pemandangan sawah yang menyejukkan mata. Di Musi Rawas, sensasi ngopi di tepi sawah bukan sekadar minuman, tapi petualangan yang memikat hati para wisatawan millenial. Dengan setiap tegukan kopi, mereka merasakan kehangatan sunset disore hari  dan terhanyut dalam indahnya pemandangan sawah yang meliuk. Tren wisata ini menghadirkan pengalaman yang otentik dan menyatu dengan alam, menciptakan kenangan tak terlupakan di tengah keindahan alam Musi Rawas. Tren ngopi di tepi sawah saat ini tengah digandrungi anak muda di Desa E Wonokerto, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas atau Mura, Sumatera Selatan. Setiap akhir pekan seperti hari ini, lokasi yang berada di tepi jalan poros Desa itu selalu dipadati pengunjung. Wisata ngopi di tepi sawah tersebut dilakoni Sandi Pratama bersama dengan dua temannya. Usahanya itu digelar hanya dengan pakai motor di tepi sawah, selanjutnya pembeli yang datang diberikan tikar agar bisa duduk lesehan. Pembeli sembari duduk lesehan dengan menikmati pemandangan alam terbuka degan latar persawahan dan perbukitan. Tak heran, pengunjung yang datang ke wisata ini kebanyakan anak muda millenial. "Kebanyakan yang mampir ngopi anak muda, komunitas," ujarnya. Selain menyediakan minuman kopi, juga ada minuman teh tarik. Ditambah pula dengan menu cemilan berupa daging pentol bakar dan mie kuah. Kopi di tepi sawah dibuka mulai pukul 15.30 WIB sampai maghrib. "Kita tidak sampai malam. Sebab kan di pinggir sawah, kalau sampai malam khawatir ada apa-apa," jelasnya. Menurut Sandi, ide awal membuka bisnis ngopi di tepi sawah tersebut bukan asli darinya. Melainkan dari temannya yang berada di Malang, Jawa Timur. Sehingga melihat peluang tersebut, Sandi berkeinginan untuk membuka bisnis kopi di tepi sawah di Desanya dengan konsep yang berbeda. "Kalau yang di Malang polos saja, lesehannya tidak pakai tikar dan meja. Kalau di kita disiapkan meja kayu dari kotak buah dan tikar buat lesehan," katanya. Usaha ngopi di tepi sawah yang dilakoni Sandi sudah berjalan hampir satu tahun. Pembeli yang datang ke tempatnya itu, tidak hanya dari sekitar Kabupaten Mura dan  Kota Lubuklinggau, namun juga dari Curup, Provinsi Bengkulu. "Kalau untuk omset itu Alhamdulilah ada ," ujar Sandi sembari tertawa. Kabid Objek Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata atau Disbudpar Kabupaten Mura, Widya mendukung  konsep usaha ngopi di tepi sawah yang dilakukan Sandi. "Ini wisata kreatif, pariwisata bisa menumbukan ekonomi masyarakat. Dampak demikian yang diharapkan," terangnya. Warga di desa tersebut memiliki potensi usaha yang dapat diwujudkan melalui pemanfaatan keindahan alam sekitar. Mereka mendukung inisiatif tersebut, khususnya dari para pemuda kreatif yang mampu meningkatkan ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan peluang yang ada. Salah satu keuntungan adalah keindahan pemandangan seperti bukit Botak dan Bukit Barisan yang dapat dinikmati secara langsung. Meskipun demikian, pihak terkait tetap memberikan edukasi kepada warga agar bisa mengatur parkir kendaraan dengan baik. Hal ini penting karena usaha yang sedang berjalan menggunakan bahu jalan yang merupakan milik publik. Upaya ini diambil untuk memastikan tata letak parkir yang aman, tidak membahayakan pengguna jalan, dan memberikan kenyamanan kepada konsumen.

Sumber: