Gubernur Sumsel Herman Deru Beri Peringatan Keras kepada Pihak yang Tidak Sejalan

Gubernur Sumsel Herman Deru Beri Peringatan Keras kepada Pihak yang Tidak Sejalan--ist
SILAMPARITV.CO.ID - Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), Herman Deru, memberikan peringatan tegas kepada pihak-pihak yang tidak sejalan dengannya, terutama dalam konteks Pilkada Serentak 2024. Dalam pidato perdananya usai dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka Jakarta pada Kamis (20/2/2025), Deru menegaskan bahwa pemerintahan yang dipimpinnya harus berjalan secara selaras dan seirama.
"Yang tidak sefrekuensi jangan diteruskan karena dengan kesadaran Anda sudah memilih. Yang paling tepat adalah PNS, (meskipun) yang tegak lurus ini mengandung konsekuensi," ujar Herman Deru dalam pidatonya yang disiarkan melalui kanal YouTube Diskominfo Sumsel.
BACA JUGA:Sumatera Selatan Masuk 10 Besar Capaian Tertinggi IKD, Warga Diminta Waspada Penipuan
BACA JUGA:Pelantikan 961 Kepala Daerah oleh Presiden Prabowo, Pengamat Sebut Politik Primitif Masih Dominan
Pernyataan tegas tersebut mengindikasikan bahwa ia ingin bekerja dengan tim yang solid, tanpa ada pihak yang setengah hati dalam menjalankan roda pemerintahan. Bahkan, ia secara gamblang menyatakan bahwa bagi mereka yang tidak menyukai kepemimpinannya, lebih baik untuk mundur.
"Secara personal kita harus seirama, sebab kalau kita dipimpin orang yang kita tidak suka, pasti hasilnya tidak baik. Kalau Anda tidak suka dengan saya, pergi saja, kenapa menunggu saya?" tegasnya.
Peringatan Keras kepada PNS dan Pegawai BUMD
Dalam pidatonya, Gubernur Sumsel juga memberikan peringatan keras kepada para pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai BUMD agar tidak bermain di dua kaki, terutama dalam konteks dukungan politik.
BACA JUGA:Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 Halaman 193 Kurikulum Merdeka: Mengenal Tokoh Inspiratif
BACA JUGA:Rekrutmen Bersama BUMN 2025 Segera Dibuka, Simak Syarat dan Tahapan Seleksinya!
"Yang independen tegak lurus saya hormati, makanya ini pelajaran bagi kita semua pegawai BUMD, PNS, jangan coba nyelup-nyelup kaki, beresiko," katanya.
Menurutnya, menjadi bagian dari pemerintahan berarti harus memiliki komitmen dan kesetiaan terhadap pemimpin. Jika tidak, akan sulit untuk menjalankan program-program yang sudah dirancang secara efektif.
"Daripada harus tanda tangan saya yang memberhentikan, fix saya tidak mengubah kata-kata saya. Tapi, secara personal kita tetap baik, pribadi tetap baik. Anda sekalian sudah pernah saya bimbing, sudah merasakan asam manis, enak tidak enak. Ketika sudah menentukan pilihan atau tidak dengan Herman Deru, kenapa kembali lagi?" lanjutnya.
Dengan kata lain, Herman Deru ingin memastikan bahwa tidak ada pihak-pihak yang bersikap opportunis, hanya ingin mengambil keuntungan dari kepemimpinannya tanpa benar-benar mendukungnya.
Tidak Ada Dendam, Tapi Ada Catatan
Meski menyampaikan peringatan keras, Herman Deru menegaskan bahwa ia tidak menyimpan dendam kepada siapa pun. Namun, ia mengakui memiliki catatan tersendiri terkait siapa saja yang memberikan dukungan dan siapa yang tidak.
BACA JUGA:Gubernur Sumsel Herman Deru Tunjuk Cik Ujang sebagai Plt Gubernur Saat Ikuti Retret di Akmil
BACA JUGA:Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 7 Halaman 182 Kurikulum Merdeka
"Saya sudah bilang saya tidak dendam, tapi saya punya catatan. Saya sebenarnya ngomong ini karena disuruh Cik Ujang. Tapi, silaturahmi kita jangan putus. Saya akan ubah setelan tidak akan ngamuk-ngamuk lagi. Tidak lagi. Saya akan dengan senyum-senyum saja," candanya.
Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa meskipun dirinya akan tetap profesional dalam menjalankan pemerintahan, ia tetap mengingat siapa saja yang selama ini mendukung dan yang justru mengambil sikap berseberangan.
Jerih Payah Tidak Boleh Dinodai Oportunisme
Herman Deru juga mengingatkan bahwa perjalanannya kembali menjabat sebagai Gubernur Sumsel bukanlah sesuatu yang mudah. Ia tidak ingin kerja kerasnya, baik selama kampanye Pilkada 2024 maupun dalam masa kepemimpinan lima tahun ke depan, dinodai oleh pihak-pihak yang hanya ingin mencari keuntungan pribadi.
"Jadi gubernur, jadi wakil gubernur tidak gampang. Masak kami yang bercucuran keringat harus dinodai oleh orang-orang oportunis?" ucapnya tegas.
BACA JUGA:HDCU Resmi Dilantik, Era Baru Kepemimpinan Sumsel Dimulai
Menurutnya, terpilih kembali sebagai gubernur bukanlah semata-mata keberuntungan, tetapi merupakan hasil dari kerja keras serta kepercayaan masyarakat terhadap kinerjanya.
"Dan terbukti. Artinya, polanya sudah ada untuk 5 tahun ke depan. Mungkin hanya iramanya saja nanti (disesuaikan)," imbuhnya.
Optimisme Terpilih Kembali dan Evaluasi Pemerintahan
Herman Deru juga mengungkapkan optimisme atas kemenangannya di Pilkada 2024. Menurutnya, ia yakin terpilih kembali bukan tanpa alasan. Ia menilai bahwa dirinya memiliki elektoral yang kuat, serta telah melakukan pengamatan mendalam terhadap jalannya pemerintahan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota selama periode transisi sebelum kembali menjabat.
"Saya ini pengamat, karena saya merasa sedang berada di rest area. Saya yakin kembali terpilih, bukannya takabur. Tapi saya yakin punya elektoral. Maka saya amati bagaimana jalannya pemerintahan di masyarakat. Bagaimana masyarakat di kabupaten/kota, harmonisasinya bagaimana," ujarnya.
Hal ini menunjukkan bahwa ia telah menganalisis jalannya pemerintahan selama dirinya tidak menjabat untuk sementara waktu. Evaluasi tersebut kemungkinan akan menjadi dasar dalam penyesuaian kebijakan yang akan ia jalankan dalam lima tahun ke depan.
BACA JUGA:Aksi Indonesia Gelap: Mahasiswa Palembang Turun ke Jalan, Desak Evaluasi Program Pemerintah
BACA JUGA:Momen Haru! Yoppy Karim Cium Kaki Ibunda Sebelum Dilantik sebagai Wali Kota Lubuklinggau
Pidato perdana Herman Deru setelah dilantik sebagai Gubernur Sumsel 2025-2030 menegaskan bahwa ia ingin membangun pemerintahan yang solid, loyal, dan bebas dari oportunisme.
Beberapa poin utama dari pidatonya adalah:
✅ Menegaskan bahwa pemerintahan harus berjalan seirama dan dipimpin oleh orang-orang yang benar-benar percaya kepadanya.
✅ Memberikan peringatan keras kepada PNS dan pegawai BUMD agar tidak bermain di dua kaki dalam politik.
✅ Mengungkapkan bahwa ia tidak menyimpan dendam, tetapi tetap mengingat siapa saja yang mendukung dan tidak mendukungnya.
✅ Memastikan bahwa kepemimpinannya ke depan tidak akan dikotori oleh pihak-pihak oportunis.
✅ Mengungkapkan optimisme atas kemenangannya dan keyakinan bahwa ia memiliki elektoral yang kuat.
Dengan gaya kepemimpinan yang tegas, lugas, dan tidak bertele-tele, Herman Deru tampaknya akan menjalankan pemerintahan yang berorientasi pada efektivitas dan loyalitas. Namun, apakah pendekatan ini akan membawa Sumatera Selatan ke arah yang lebih baik? Hanya waktu yang bisa menjawab.
BACA JUGA:Adu Spesifikasi: Xiaomi Redmi Note 14 5G vs Infinix Note 40 Pro Plus 5G, Mana yang Lebih Unggul?
BACA JUGA:Sriwijaya FC Bersiap Hadapi Musim 2025/2026, Manajemen Lakukan Perombakan Tim
Sumber: