Dampak Erupsi Gunung Marapi, Bandara Minangkabau Ditutup Lagi Sementara

Dampak Erupsi Gunung Marapi, Bandara Minangkabau Ditutup Lagi Sementara

Erupsi Marapi di Sumbar, BIM ditutup lagi sementara--freepik

SILAMPARITV.CO.IDAkibat dampak erupsi Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Tanah Datar dan Agam, Bandara Internasional Minangkabau (BIM) sementara ditutup lagi.

Hal ini dibenarkan oleh Indrawansyah, Executive General Manager (EGM) PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Kabupaten Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), pada Jum'at 5 Januari 2024 dari pukul 10.45 WIB.

Indrawansyah menuturkan bahwa penutupan BIM tersebut dilakukan untuk menghindari terjadinya hal buruk yang termasuk mengganggu penerbangan diakibatkan erupsi Gunung Marapi yang terdapat di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam.

Melihat kondisi erupsi Marapi masih terus terjadi, Indrawansyah menerangkan belum bisa memastikan sampai kapan bandara tersebut akan ditutup.

BACA JUGA:Update BMKG: 8 Wilayah di Indonesia Berpotensi Dilanda Hujan dan Angin Kencang Hari Ini

Namun, kondisi sebaran abu vulkanik akan terus dipantau setiap 30 menit setelah penutupan bandara.

"Kami akan terus lakukan evakuasi setiap 30 menit sekali. Namun, terkait berapa lamanya kami belum tahu pasti karena kondisi cuacanya juga belum jelas," katanya.

Saat ini pihak BIM bersama pemangku kepentingan terkait lainnya sedang melakukan koordinasi terkait dampak sebaran abu vulkanik tersebut.

Ia mengungkapkan penutupan BIM tersebut bisa saja berubah atau tergantung kondisi sebaran abu vulkanik dari erupsi Gunung Marapi.

BACA JUGA:Malam Jum'at Ini, Gunung Merapi Kembali Keluarkan Awan Panas Hingga Guguran ke Arah Kali Bebeng

Selain itu, pihak bandara juga akan terus melakukan koordinasi dengan BMKG terkait rekomendasi yang dikeluarkan.

Capt Megi H. Helmiadi Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah VI Padang juga menyebut, berdasarkan pemantauan abu vulkanik akibat erupsi Marapi sampai di BIM sehingga penutupan ini mesti dilakukan.

"Sementara penutupan bandara ini harus dilakukan demi keselamatan, karena abu vulkanik yang menyebar dapat membahayakan dan menghentikan kerja mesin pesawat terbang," katanya, Jumat (5/1/2023), melansir dari liputan6.com, pada Jum'at (5/1/2024).

Ia menerangkan, saat ini pihaknya sedang melakukan pendataan terkait jumlah penerbangan yang terdampak akibat penutupan bandara.

Sumber: