Lengket Seperti Lendir, Mengenal Papeda Makanan Khas dari Papua

Lengket Seperti Lendir, Mengenal Papeda Makanan Khas dari Papua

papeda khas Papua--freepik

SILAMPARITV.CO.IDPapeda disebut dao dalam bahasa Inanwata atau Papua. Makanan ini merupakan olahan sagu dengan tekstur mirip lem atau gel berwarna putih bening.

Papeda adalah makanan di maluku dan papua yang berbentuk bubur garut, biasanya disajikan dengan ikan tuna atau ikan tongkol yang dibumbui dengan kunyit. 

Papeda memiliki tekstur yang kenyal berwarna putih dan lengket menyerupai lem serta rasa ringan. Papeda merupakan makanan yang akan kaya serat, rendah kolesterol dan cukup bergizi.

Di kalangan masyarakat asli Papua, sagu sangat dihargai karena masyarakat setempat mempercayai mitologi sagu yang berkaitan dengan kisah penjelmaan manusia. Jadi, sagu lebih dari sekedar makanan lezat.

BACA JUGA:Apakah Topoki Itu Halal? Simak Penjelasannya di Sini!

Selain nasi, papeda juga dijadikan makanan pokok sebagian masyarakat Indonesia bagian timur. Papeda terbuat dari bahan utama tepung sagu. Cara membuatnya sangat mudah, cukup campurkan tepung sagu dengan air panas. 

Namun harus berhati-hati saat mengukur panas air, karena jika air yang campurkan kurang panas, biasanya pembuatan papeda akan gagal. Setelah air panas tercampur dengan tepung sagu, adonan tersebut diaduk dengan batang bambu yang bentuknya seperti sumpit.

Jika adonan papeda kental, sajikan dengan kuah ikan kuning. kuah ikan kuning ini merupakan olahan ikan yang dibakar atau digoreng lalu dicampur dengan kuah kuning. 

Rasa kuah ikan kuning menentukan nikmatnya papeda saat disantap. Itu sebabnya mencampurkan ikan dengan kuah kuning penting dilakukan saat membuat papeda.

BACA JUGA:Bagaimana Cara Memasak Daging Agar Cepat Empuk? Berikut Cara dan Tipsnya!

Selain itu, adonan papeda yang kental juga tidak bisa disajikan begitu saja. Memilih papeda dengan sendok sangatlah sulit. Masyarakat Amboni biasanya menggunakan dua bilah bambu yang bisa dimakan untuk memetik papeda. 

Papeda digulung lalu dipindahkan ke mangkuk atau piring. Masyarakat Ambone sudah terbiasa menyantap papeda pada sore hari.

Bagi mereka, sore hari adalah waktu yang tepat untuk menikmati papeda di rumah bersama keluarga.

Berdasarkan jenis pohonnya, masyarakat lokal Papua mengingat dua jenis pohon, yaitu sagu berduri dan sagu tidak berduri. 

Sumber: