Mengenal Tentang Reog Ponorogo Seni Tari Asli Budaya Indonesia

Mengenal Tentang Reog Ponorogo Seni Tari Asli Budaya Indonesia

penari utama Reog adalah orang berkepala singa dengan hiasan bulu merak, dengan berat topeng mencapai 50–60 kg.--

BACA JUGA:5 Keajaiban Budaya Tanah Toraja: Menggali Kearifan Lokal di Jantung Sulawesi Selatan

Reog obyog Sering pentas di pelataran atau jalan tanpa mengikuti pakem tertentu. Biasanya mengisi acara hajatan, bersih desa, hingga pementasan semata untuk menghibur. 

Sedangkan Reog Festival sudah mengalami modifikasi dan ditampilkan sesuai pakem dalam acara tahunan Festival Reog yang diadakan Pemerintah Kota Ponorogo sejak 1997. 

Berdasarkan lokakarya pengusulan ICH UNESCO tanggal 15-16 Februari 2022, Reog Ponorogo masuk Daftar Warisan Budaya Tak benda (WBTb) UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).

Ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal usul Reog dan Warok.

BACA JUGA:Kamu Pecinta Ikan Hias? Ini dia 3 Tahapan Memijahkan Ikan Cupang Secara Alami, Mudah Dipraktekkan

Namun, salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15.

Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak istri raja Majapahit yang berasal dari Tiongkok. 

Selain itu, juga murka kepada rajanya dalam pemerintahan yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir. 

Lalu, ia meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan di mana ia mengajar seni bela diri kepada anak-anak muda, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan kerajaan Majapahit kembali. 

BACA JUGA:Pesona Kain Tenun Ikat Sumba: Menguak Kekayaan Budaya Nusantara

Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada Raja Kertabhumi dan kerajaannya. 

Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog. *

Sumber: