Mengulik Sejarah Ondel-Ondel dari Budaya Betawi, Cek Keunikannya

Mengulik Sejarah Ondel-Ondel dari Budaya Betawi, Cek Keunikannya

ilustrasi ondel-ondel khas betawi--kebudayaan kemdikbud.go.id

SILAMPARITV.CO.IDOndel-ondel merupakan kesenian khas masyarakat Betawi. Tokohnya selalu terlibat dalam perayaan budaya di wilayah Jakarta. Sebenarnya ondel-ondel sudah ada sejak zaman dahulu kan?

Sebenarnya belum diketahui siapa yang menciptakan ondel-ondel atau bagaimana masyarakat bisa mementaskan kesenian tersebut. Namun ada satu dokumen sejarah yang menunjukkan keberadaan ondel-ondel.

Menurut sejarahnya, ondel-ondel sudah ada sebelum tahun 1600 Masehi. Bukti ini tercatat dalam buku perjalanan yang ditulis oleh seorang saudagar Inggris, W. Scot.

W. Scot menulis, ada keunikan budaya berupa boneka raksasa yang dihadirkan masyarakat Sunda Kelapa dalam upacara adat.

BACA JUGA:Dikenal Kanibal, Mengenal Suku Dayak Punan yang Konon Katanya Sakti dan Bisa Menghilang

Pertunjukan wayang golek raksasa dalam buku catatan W. Scot tidak disebutkan namanya, namun para ahli berpendapat bahwa jenis wayang yang dimaksud adalah ondel-ondel.

Boneka kertas raksasa ini memiliki sejarah yang diturunkan dari generasi ke generasi. Dahulu, ondel-ondel dipersiapkan untuk upacara adat untuk menyembuhkan wabah penyakit. Bagaimana sejarah ondel-ondel ini?

Sejarah ondel-ondel:

Sejarah asli keberadaan Ondel-ondel kemungkinan besar sudah ada sejak zaman nenek moyang kita. Hal inilah yang diyakini para tetua adat Betawi dalam kitab Kesenian Nasional Kustopo 6 Ondel-Ondel.

BACA JUGA:5 Keajaiban Budaya Tanah Toraja: Menggali Kearifan Lokal di Jantung Sulawesi Selatan

Ondel-ondel dibuat untuk upacara adat pada masa itu, yaitu upacara penolakan Balak. Upacara pengusiran setan merupakan upacara yang diadakan untuk menangkal penyakit yang menyerang suatu desa.

Menurut cerita turun temurun, kisah lahirnya ondel-ondel diawali dari seorang warga Desa Sundapur yang terserang demam. Rasa sakit yang dideritanya membuat tubuhnya gemetar, muncul bintik-bintik kemerahan dan ia menjadi jahat.

Pagi harinya ternyata ada orang lain yang mengalami sakit dengan gejala yang sama. Keesokan harinya penyakit itu semakin bertambah hingga hampir semua orang di desa itu jatuh sakit dan penyakit itu pun merebak.

Saat itu, menurut laporan Kustopo, belum ada dokter apalagi rumah sakit. Ketika seseorang sakit, dukun akan merawatnya. Namun, warga desa dibuat bingung dengan wabah penyakit yang menyerang desanya.

Sumber: