Kisah Kontroversial di Aceh: Emak-emak Mengamuk di Masjid, Suara Tadarusan Sebagai Pemicu

Kisah Kontroversial di Aceh: Emak-emak Mengamuk di Masjid, Suara Tadarusan Sebagai Pemicu

screenshoot video viral--

SILAMPARITV.CO.IDSebuah kejadian kontroversial terjadi di sebuah masjid di Aceh yang memicu perdebatan luas di media sosial. 

Seorang emak-emak berkerudung mengamuk di tengah-tengah ibadah tadarusan, menimbulkan kehebohan dan pertanyaan di kalangan netizen.

Video yang viral diunggah oleh akun Instagram @kabarnegri, menampilkan momen dramatis ketika seorang wanita yang belum diidentifikasi dengan jelas itu merusak suasana khusyuk di masjid dengan perilaku agresifnya. 

Emosi yang meluap-luap membuatnya membanting-banting Al-quran yang sedang dibaca oleh seorang remaja, sementara makian dalam bahasa Aceh dilontarkan dengan ganasnya.

BACA JUGA: Unik Sapi Nyeleneh Bertengger di Atap Rumah Warga!

Tindakan tak terduga tersebut juga melibatkan pengambilan alih alat pengeras suara atau amplifier masjid yang dijatuhkannya dengan keras. 

Para remaja yang tengah bertadarus hanya bisa pasrah dan beristighfar di hadapan aksi yang mendebarkan itu.

Peristiwa memilukan ini terjadi di Kampung Baru, Subussalam, Aceh. Berdasarkan penuturan sejumlah warga, remaja yang menjadi korban telah menggunakan speaker dalam masjid untuk memperkuat suara tadarus mereka.

"Mereka sudah menggunakan speaker ruangan dan tidak mengganggu speaker utama," ungkap salah seorang warga.

BACA JUGA:Ya Allah!! Mr X yang Ditemukan di Semendawai Barat OKU Timur Ternyata Pelajar SMP Usia 13 Tahun

Reaksi dari netizen pun bermacam-macam. Beberapa menyayangkan sikap emak-emak tersebut, mengingat mendengarkan lantunan Alquran seharusnya menjadi momen yang membawa keberkahan dan ketenangan. 

Namun, ada pula yang mencoba merunut alasan di balik kemarahan tersebut, seperti dugaan bahwa apa yang dibaca oleh remaja itu mungkin adalah ayat-ayat ruqyah yang memicu reaksi tak terduga dari sang emak-emak.

Dalam era di mana teknologi semakin merasuk ke dalam kehidupan sehari-hari, konflik seperti ini menimbulkan pertanyaan yang mendalam tentang penggunaan perangkat modern dalam lingkungan keagamaan tradisional. 

Bagaimana seharusnya kita menemukan keseimbangan antara tradisi dan teknologi tanpa mengorbankan nilai-nilai keagamaan yang telah dijunjung tinggi?

Sumber: