Mitos Atau Fakta Bakar-Bakaran Menyebabkan Kanker?, Ini Penjelasannya
foto bakaran--
SILAMPARITV.CO.ID - Tradisi bakar-bakaran atau grilling sering menjadi bagian dari acara sosial atau kegiatan rekreasi di banyak budaya di seluruh dunia. Namun, penelitian baru menunjukkan bahwa paparan zat-zat berbahaya yang dihasilkan saat memasak makanan dengan menggunakan metode bakar-bakaran dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker. Mari kita telusuri lebih dalam tentang keterkaitan antara bakar-bakaran dan kanker serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko tersebut.
Saat makanan dipanggang atau dipanggang menggunakan metode bakar-bakaran, terjadi reaksi kimia kompleks antara lemak, protein, dan panas. Proses ini menghasilkan berbagai zat kimia yang dikenal sebagai senyawa karsinogenik, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker ketika dikonsumsi secara teratur dan dalam jumlah yang besar.
BACA JUGA:8 Tips Menjaga Badan Agar Tetap Fit Saat Lebaran
Salah satu senyawa karsinogenik yang paling umum ditemukan dalam makanan yang dipanggang adalah hidrokarbon aromatik polisiklik (PAHs) dan amina heterosiklik (HCAs). PAHs terbentuk saat lemak atau jus daging jatuh ke bara dan menghasilkan asap yang menempel pada makanan. HCAs, di sisi lain, terbentuk saat protein dalam daging bereaksi dengan panas tinggi, seperti saat dipanggang langsung di atas bara.
Penelitian epidemiologi telah menunjukkan keterkaitan antara konsumsi makanan yang dipanggang atau dipanggang dengan meningkatnya risiko terjadinya berbagai jenis kanker, termasuk kanker kolorektal, kanker payudara, kanker prostat, dan kanker esofagus. Meskipun bukti yang tersedia belum sepenuhnya memastikan hubungan sebab-akibat antara bakar-bakaran dan kanker, namun penelitian ilmiah terus menunjukkan bahwa konsumsi makanan yang terpapar senyawa karsinogenik dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker.
BACA JUGA:10 Ucapan Hari Raya untuk Orang Terdekat Terkasih
Meskipun risiko terkait dengan bakar-bakaran tidak dapat dihindari sepenuhnya, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi paparan terhadap senyawa karsinogenik dan mengurangi risiko terjadinya kanker:
Pilih Jenis Makanan yang Tepat: Beberapa jenis makanan, seperti daging merah dan daging olahan, cenderung menghasilkan lebih banyak senyawa karsinogenik saat dipanggang atau dipanggang. Membatasi konsumsi makanan ini dan memilih jenis makanan yang lebih sehat, seperti ikan, ayam tanpa kulit, atau sayuran, dapat membantu mengurangi risiko.
Pilih Metode Memasak yang Lebih Sehat: Metode memasak yang lebih sehat, seperti memasak dalam panci, merebus, atau memanggang dalam oven dengan suhu yang lebih rendah, dapat mengurangi paparan terhadap senyawa karsinogenik. Hindari memasak makanan langsung di atas bara atau membiarkan lemak menetes ke bara untuk menghindari pembentukan asap.
BACA JUGA:10 Persiapan untuk Merayakan Hari Lebaran dengan Meriah
Marinasi: Merendam daging dalam marinasi yang mengandung bahan-bahan seperti minyak zaitun, jus lemon, atau bumbu rempah-rempah sebelum dipanggang dapat membantu mengurangi pembentukan senyawa karsinogenik.
Gunakan Grill yang Aman: Jika menggunakan grill, pastikan untuk membersihkan dengan baik dan menggunakan wadah penampung lemak untuk mengurangi paparan terhadap asap yang mengandung PAHs.
Kombinasi dengan Sayuran: Memasak daging bersama dengan sayuran atau buah-buahan yang tinggi serat dapat membantu mengurangi risiko terjadinya kanker dengan mengikat senyawa karsinogenik dalam saluran pencernaan dan mempercepat proses pengeluarannya dari tubuh.
BACA JUGA:Hari Raya Idul Fitri 2024 Serentak Pemerintah, NU dan Muhammadiyah
Sumber: