Perjalanan Ide
![Perjalanan Ide](https://silamparitv.disway.id/uploads/image.png)
Oleh : Dahlan Iskan
PERJALANAN sebuah ide, di bidang bisnis, sering hanya sampai di persimpangan jalan. Kenyataan ternyata sering tidak sesuai dengan yang dipikirkan –meski sudah lewat kajian yang mendalam. Emosilah yang mendorong lahirnya sebuah ide. Maka, kadang, emosi lebih dominan dalam mengkaji asumsi.
Sebuah ide baru yang gagal sering juga memicu ide lanjutan –meski yang lebih sering memicu frustrasi. Tergantung jenis orangnya.
Scott Painter bukan jenis yang mudah menyerah.
Kalau tahun ini Painter menjadi terkenal, itu ide lanjutannya: model baru persewaan mobil. Ide itu lahir setelah ia muter-muter lama di jalan buntu. Sambil menghabiskan bensin sia-sia.
Sebenarnya tidak sepenuhnya bensin itu sia-sia. Itulah biaya yang tanpanya tidak akan sampai ke ide lanjutan: Painter membuat perusahaan persewaan mobil. Khusus mobil listrik. Hanya di California.
Nama perusahaannya: Autonomy.
Dasar pemikirannya sederhana: banyak sekali orang ingin membeli mobil listrik. Tapi ragu. Khas keraguan menghadapi pilihan baru.
Keraguan seperti itu tidak muncul pada orang yang akan membeli mobil bensin. Satu-satunya keraguan dalam membeli mobil bensin hanyalah: uangnya cukup atau tidak. Kalau pun kurang-kurang sedikit biasanya kalah dengan emosi.
Maka Autonomy menyediakan layanan ini: coba dulu mobil listrik. Sewa saja. Bulanan. Minimal tiga bulan. Satu bulan sekitar Rp 8 juta. Murah sekali –untuk ukuran Amerika. Kalau masih perlu mencoba lebih lama sewa lagi bulanan.
Sukses.
Autonomy awalnya hanya membeli 100 buah Tesla. Model 3. Laris. Lalu membeli lagi 200 mobil Tesla per bulan. Termasuk Model Y. Kini Autonomy ancang-ancang membeli 23.000 mobil listrik. Tiap minggu akan datang 2.000 unit. Tidak lagi hanya Tesla. Pun Lucid, Ford, Polestar, Canoo, dan Rivian.
Tentu perusahaan rental lainnya juga menyediakan mobil listrik. Tapi hanya sebagai variasi armada. Sedang Autonomy bermaksud lebih khusus bagi orang yang masih ragu membeli mobil listrik. Keputusan akhir pada konsumen.
Kelihatannya, ide terbaru Painter ini lebih bisa jalan. Setidaknya lebih baik dari beberapa ide sebelumnya. Apalagi dibanding ide pertamanya. Yang bakar uang. Tidak tahu kapan padamnya.
Painter kelahiran Seattle, negara bagian Washington. Ia tumbuh remaja di kota kecil dekat Sacramento, California. Setamat SMA ia masuk sekolah militer. Ia menjalani pendidikan militer di West Point. Khusus bidang strategi militer dan engineering system.
Dari situ Painter kuliah di Universitas Berkeley: mendalami political economy.
Perusahaan pertama yang ia dirikan bernama Zac.Com. Sebuah start up. Bidangnya penyediaan Apps untuk persewaan mobil. Pengguna apps bisa memilih persewaan mobil paling murah dan baik.
Sewa mobil memang jadi kebiasaan umum di Amerika. Konsumennya luas sekali. Dengan apps itu konsumen tidak perlu menelepon satu per satu perusahaan persewaan. Lalu membanding-bandingkannya.
Kelihatan, awalnya, ide itu cemerlang. Painter bisa dapat dana dari dua perusahaan keuangan. Capital One saja menyuntik sekitar Rp 100 miliar.
Wusss wuuusss wuusss.
Ternyata tidak jalan.
Itu tahun 2005.
Tiga tahun kemudian Painter mendirikan perusahaan baru: TrueCar. Dimasukkan pula ke kategori perusahaan teknologi. TrueCar merambah ke apps yang bisa membandingkan harga mobil di agen-agen seluruh Amerika.
Hasilnya: TrueCar digugat para dealer mobil. Dianggap merugikan. Banyak harga yang tertera di apps itu tidak cocok.
TrueCar sibuk melayani gugatan. Termasuk dari berbagai pemerintah negara bagian. Perhitungan pajak di TrueCar dianggap tidak cocok dengan sistem perpajakan di beberapa negara bagian.
Perusahaan itu mengalami kerugian besar. Tiap tahun. Muncul ide baru. Menggabungkan Zac.Com dengan TrueCar. Bakar uang lagi. Tahun 2015 mengambil alih Yahoo.Car. Bakar uangnya jalan terus. Tahun 2019 rugi sekitar Rp 1 triliun. Padahal equity perusahaan hanya sekitar Rp 800 miliar.
Januari lalu muncul ide terbaru. Persewaan mobil listrik sebagai transisi bagi orang yang masih ragu membeli mobil listrik. Painter menangkap perasaan banyak orang yang lagi bimbang: beli mobil listrik atau mobil bensin lagi. Itulah Autonomy. Kategorinya juga perusahaan teknologi.
Ini mirip dengan keraguan orang: apakah tetap pakai listrik PLN atau pasang solar cell. Keraguan itu di dua hal: apakah solar cell itu andal dan apakah bisa lebih menghemat.
Maka di Indonesia lahir perusahaan penyedia solar cell. Ia yang membiayai pembelian dan pemasangannya. Juga pemeliharaannya. Pemilik bangunan membayar listrik ke perusahaan start up tersebut. Harganya 10 persen lebih murah dari harga listrik PLN.
Tentu hanya pabrik-pabrik besar yang mau masuk sistem itu. Yang punya atap luas. Yang bayar listrik ke PLN-nya dalam jumlah besar. Menghemat listrik 10 persen terasa besar.
Perusahaan start up seperti itu belum akan bisa masuk ke rumah tangga. Tarif listrik PLN di rumah tangga sangat rendah. Pun setelah dinaikkan baru-baru ini.
Start up sehebat apa pun tidak akan bisa menawarkan tarif lebih murah dari PLN. Sama pun tidak bisa. Harus lebih mahal yang amat sangat.
Dengan model itu banyak pabrik yang mulai menggunakan solar cell. Yang penting mulai terbiasa. Sama-sama bisa belajar: produsen dan konsumennya.
Start up seperti itu penting meski diri mereka sendiri harus terus-menerus membakar uang. Mereka harus pintar cari sumber dana. Terutama harus pintar meyakinkan mereka. Toh bisa ditawarkan exit strateginya: IPO di ujung sana.
Karena itu masuk ke kategori perusahaan teknologi jadi pilihan. Itulah yang laku di pasar uang. Isinya boleh apa saja. Persewaan atau pun atap. Yang penting dibungkus teknologi. Kali ini bungkus lebih penting dari isi. (Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Tulisan Berjudul Sheren Pawitandirogo
Jimmy Marta
Jari mengepal tangan diangkat kedepan lalu teriak serentak, luarbiasa..!. Itulah sapaan wajib yg harus dilontarkan tiap pertemuan para leader dan linknya. Luar biasa..! Iya itulah kata motivasi para motivator. Sy pernah ada disuasana itu. Bukan anggota. Logika sy gk pernah bisa masuk ke mlm itu. Sulit ikut mimpi dg bisnis ala ponzi ini. Bagaimana coba, para leader itu 'rezekinya' jelas dari link bawahnya. Terus yg bawah itu dapatnya dari link dibawahnya lg. Kan pasti ada titik jenuhnya. Rekrutan pasti akan seret. Saat itu lah semua mulai tersadar. Impian ambyar. MLM bubar..
Jimmy Marta
Bagaimana untuk bisa menjadi motivator?. Memprospek kata lain mempresentasikan untuk meyakinkan orang lain. Itu kata yg dipakai lembaga mlm dan asuransi. Untuk mengajak seseorang atau orang lain bergabung. Jika anda tertarik, anda ikut baik sebagai anggota atau hanya peserta. Coba perhatikan bgmn mereka meyakinkan kita. Lidah manis penuh rayuan. Disamping lancar bicara, mereka pasti juga menguasai produk jualan. Itupun belum cukup.. Untuk bisa meyakinkan seseorang anda juga perlu performance. Goodlooking face dan berpakaian rapi dan percaya diri. Hal2 inilah yg salahsatunya bisa dijadikan modal untuk menjadi motivator Itulah salah satu jalan menjadi motivator.
Kang Sabarikhlas
tiap baca kasus ini, juga kasus 'dor to dor' tetap saja kecewa dan jengkel, kok bisa jadi rumit… saya usul Abah menulis tentang Alib ba ta gitaris freestyle asal Ponorogo yg 'misterius' keberadaannya, mungkin bisa minta bantuan paguyuban pawitandirogo. saya yakin bila Alib ba ta bermain gitar di podcast disway pasti booming, mungkin bisa melebihi podcast deni d. pun dedi c. maaf kalau ada salah kata… duh..kok rumit..
thamrindahlan
Saya lebih tertarik singkatan Pawitandirogo. .Bagus juga singkatan itu. Seperti nama sebuah marga.. Anda sudah tahu singkatan Pujakesuma. Ada lagi singkatan PSSI di pimpin Mantan Wapres RI 2 Kali Yusuf Kalla.. Persatuan Sumando Seluruh Indonesia. Berkantor di Tanjung Bonai Lintau Batusangkar Kabupaten Tanah Datar Sumbar.. Saya lagi mencari singkatan tanah kelahiran Tempino Bajubang Kenaliasam Jambi. Anda bisa bantu. ? Atau minta tolong ke Sheren Pawitandirogo.sang Misteri. Salamsalaman.
rid kc
Bahas kasus brigader J aja pak DI. Kasus ini semakin tidak jelas. Simpang siur. Jika dibandingkan dengan penembakan istri TNI di Semarang itu tersangkanya dalam jangka 2 hari langsung ditemukan dan memang betul tersangkanya suaminya sendiri yang meninggal karena bunuh diri. Kasus kematian brigadir J sudah hampir 1 bulan belum ada tersangkanya dan penjelasan Polri mbulet aja padahal masyarakat udah paham. Hasil otopsi kedua pun masih belum dibuka didepan umum. Ada apa gerangan. Slogan polri presisi bisa diselewengkan menjadi Polri cari posisi.
Sumber: