Misteri Hilangnya Ranjasma Cerminan Kecelakaan Anak Muda di Era Media Sosial

Misteri Hilangnya Ranjasma Cerminan Kecelakaan Anak Muda di Era Media Sosial

--

BACA JUGA:Pj Sekda Sidak Pasar Inpres Guna Memantau Harga-harga Sembako

Pahrun, paman korban, mengungkapkan bahwa kepergian Ranjasma dimulai setelah shalat maghrib, saat ia pergi bersama temannya untuk nongkrong di dekat rumah Dinas Bupati Musi Rawas.

Meskipun dua temannya sudah pulang, Ranjasma tidak kembali bersama mereka. Dan dari situlah dimulai kisah kelam kehilangan yang memilukan hati keluarga dan masyarakat setempat.

Pencarian dilakukan segera setelah menyadari kepergian Ranjasma, tetapi upaya-upaya tersebut tidak menghasilkan apa pun hingga larut malam.

Kecemasan semakin memuncak saat waktu berlalu tanpa adanya kabar tentang keberadaan anak itu. Hingga pada akhirnya, harapan tiba dalam bentuk penemuan di wilayah Bengkulu Tengah.

BACA JUGA:Cuaca Madinah Capai 40 Derajat, Satu JCH Lubuklinggau Nyaris terkena heat stroke, Untung TKHI Cepat Tanggap

Namun, kisah ini tidak hanya sekadar pencarian dan penemuan. Ini adalah cerminan dari tantangan yang dihadapi oleh generasi muda di era digital, khususnya dalam penggunaan media sosial.

Media sosial, meskipun memberikan keuntungan besar dalam konektivitas dan akses informasi, juga membawa risiko besar, terutama bagi para remaja yang rentan terhadap pengaruh eksternal.

Kehadiran media sosial telah mengubah lanskap komunikasi dan interaksi sosial secara dramatis. Anak-anak dan remaja saat ini tumbuh dalam lingkungan di mana identitas mereka tercermin dalam jumlah pengikut dan 'like' di platform daring.

Tekanan untuk tampil sempurna dan terus terhubung dengan dunia maya seringkali mengaburkan batas antara realitas dan dunia maya.

BACA JUGA:Pj Wako Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Via Zoom Meeting, 184 Kabupaten/Kota Mengalami Kenaikan IPH

Bagi Ranjasma, mungkin saja kepergiannya tanpa jejak adalah upaya untuk melarikan diri dari tekanan sosial atau masalah yang tidak terungkap.

Tanpa pengetahuan yang memadai tentang risiko yang terlibat, para remaja seringkali merasa terjebak dalam jerat dunia maya, mencari kebahagiaan yang semu di balik layar ponsel mereka.

Namun, kisah ini juga membangkitkan kesadaran akan kekuatan media sosial dalam memobilisasi bantuan dan dukungan dalam pencarian orang hilang. Seiring dengan penyebaran foto-foto dan cerita tentang kehilangan Ranjasma, masyarakat dan pihak berwenang segera bergabung dalam upaya pencarian.

Ini adalah contoh nyata bagaimana teknologi dapat digunakan sebagai alat untuk kebaikan bersama.

Sumber: