Onkolog Jelaskan Pemicu Anak Muda Kena Kanker Usus Besar, Usia 20-an Kini Tak Lagi Aman
Onkolog Jelaskan Pemicu Anak Muda Kena Kanker Usus Besar, Usia 20-an Kini Tak Lagi Aman--ist
SILAMPARITV.CO.ID - Kanker usus besar atau kanker kolorektal selama ini dikenal sebagai penyakit yang lebih sering menyerang usia lanjut, terutama di atas 50 tahun. Namun, dalam satu dekade terakhir, para ahli onkologi melihat tren yang mengkhawatirkan: peningkatan signifikan kasus kanker usus besar pada kelompok usia muda, termasuk mereka yang berusia 20-an hingga 30-an tahun. Data dari American Cancer Society maupun survei kesehatan di Indonesia menunjukkan peningkatan insidensi kanker kolorektal pada generasi muda, dengan gejala yang sering kali terlambat dikenali. "Kami kini sering menemukan pasien berusia 25, 28, bahkan 32 tahun yang didiagnosis stadium lanjut kanker usus besar. Ini bukan kasus langka lagi, dan kita perlu waspada," ujar dr. Rina Sari, SpOnk, onkolog medis yang berpraktik di Jakarta.
BACA JUGA:Keadilan: The Verdict (2025) – Aksi Balas Dendam yang Mengguncang Dunia Hukum
Mengapa Anak Muda Bisa Kena Kanker Usus Besar?
Meskipun faktor genetik tetap menjadi salah satu penyebab utama, para ahli menemukan bahwa perubahan gaya hidup modern turut berperan besar dalam meningkatnya risiko kanker usus besar pada usia muda. Berikut adalah beberapa faktor pemicu utama yang dijelaskan oleh onkolog:
1. Pola Makan yang Tidak Sehat
Konsumsi makanan tinggi lemak, rendah serat, dan banyak mengandung daging olahan (seperti sosis, bacon, dan nugget) menjadi salah satu faktor risiko utama. Makanan cepat saji yang dominan dalam pola makan generasi muda mengganggu keseimbangan mikrobioma usus dan memicu peradangan kronis — kondisi yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker. "Orang muda cenderung mengonsumsi makanan siap saji hampir setiap hari, sementara asupan sayur dan buah sangat minim. Ini seperti 'pupuk' bagi sel abnormal di usus besar," jelas dr. Rina.
BACA JUGA:Keadilan: The Verdict (2025) – Aksi Balas Dendam yang Mengguncang Dunia Hukum
BACA JUGA:7 Manfaat Konsumsi Pepaya Setiap Hari, Salah Satunya Bantu Cegah Gagal Ginjal
2. Gaya Hidup Sedentari
Minimnya aktivitas fisik — terutama karena gaya hidup kerja dari rumah, maraknya penggunaan gadget, dan kurangnya olahraga rutin — turut berkontribusi. Aktivitas fisik membantu pergerakan usus dan mengurangi waktu kontak antara racun dalam feses dengan dinding usus. Tanpa itu, risiko terbentuknya polip (pertumbuhan abnormal) meningkat.
BACA JUGA:The Long Walk (2025): Pertaruhan Hidup dan Mati dalam Adaptasi Distopia Stephen King
3. Obesitas dan Sindrom Metabolik
Obesitas, terutama kelebihan lemak perut, dikaitkan dengan peningkatan kadar hormon dan peradangan sistemik yang dapat merangsang perkembangan kanker. Studi menunjukkan bahwa orang dengan indeks massa tubuh (IMT) tinggi memiliki risiko 30–70% lebih besar terkena kanker usus besar.
BACA JUGA:Jenis-Jenis Cacing yang Bisa Masuk ke Tubuh Manusia dan Cara Mencegahnya
Sumber: