SILAMPARITV.CO.ID - Starlink, proyek satelit internet dari perusahaan SpaceX milik Elon Musk, telah menjadi topik pembicaraan yang hangat di seluruh dunia.
Dengan janji akan menyediakan akses internet cepat di daerah-daerah terpencil, Starlink menarik perhatian banyak orang, termasuk di Indonesia.
Namun, satu pertanyaan yang sering diajukan adalah tentang perbedaan harga langganan antara negara-negara seperti Indonesia dan Amerika Serikat.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perbedaan harga langganan Starlink antara kedua negara tersebut, serta faktor-faktor yang memengaruhinya.
Kondisi Saat Ini
BACA JUGA:Road to PLN Investment Day, PLN Galang Kolaborasi Global Akselerasi Transisi Energi
Di Amerika Serikat, langganan Starlink memiliki biaya bulanan sekitar $99. Namun, di Indonesia, harga langganan mungkin memiliki perbedaan yang signifikan.
Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk infrastruktur, daya beli masyarakat, dan kebijakan pemerintah terkait regulasi harga.
Faktor-faktor Penentu Harga Langganan
Infrastruktur: Salah satu faktor utama yang memengaruhi harga langganan Starlink adalah infrastruktur yang tersedia di suatu negara.
Di Amerika Serikat, infrastruktur telekomunikasi yang matang mungkin memungkinkan biaya langganan yang lebih rendah karena biaya pengiriman sinyal dan instalasi lebih murah.
Sementara di Indonesia, dengan tantangan geografis dan infrastruktur yang mungkin tidak sebaik Amerika Serikat, biaya pengiriman sinyal dan instalasi mungkin lebih tinggi, yang berpotensi meningkatkan harga langganan.
BACA JUGA:Wujudkan Smart City di IKN, PLN Siapkan Jaringan Listrik Terintegrasi Layanan Teknologi Digital
Daya Beli Masyarakat: Perbedaan daya beli antara Indonesia dan Amerika Serikat juga merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan.
Meskipun harga langganan $99 mungkin terjangkau bagi sebagian besar rumah tangga di Amerika Serikat, hal itu mungkin tidak berlaku di Indonesia, di mana rata-rata pendapatan per kapita lebih rendah.