Silampari TV - Seorang bocah kelas 5 SD di Pekalongan, Jawa Tengah nekat bunuh diri setelah kedua orang tuanya menyita handphonenya.
Korban berinisial K berusia 10 tahun ditemukan tewas di dalam kamarnya dalam kondisi menggantung dirinya menggunakan selendang.
Kejadian ini terjadi pada 22 November 2023 sekitar pukul 15.30 WIB.
Berdasarkan informasi oleh AKP Isnovim selaku kepala Satuan Reserse Kriminal dan Polres Pekalongan, kronologi awal mula terjadinya adalah saat korban berinisal K ini sedang bermain handphone.
BACA JUGA:YouTuber MrBeast Dikubur Hidup-Hidup Selama 7 Hari, Begini Kondisinya
Karena orang tua korban ingin si K ini berhenti bermain handphone, lantas mereka menegur lalu menyita handphone korban tersebut.
Namun, si korban K tidak terima dengan teguran dan tindakan penyitaan oran tuanya.
Korban pun memasuki kamar dan menguncinya dari dalam.
Tepat sore hari pukul 15.30 WIB orang tua korban hendak mengingatkan untuk pergi mengaji.
BACA JUGA:Perampok Yang Bacok Korban di Musi Rawas Berhasil Diamankan
Begitu orang tua korban mengetuk pintu kamar si korban, tetapi tidak ada jawaban korban merespon.
Hingga akhirnya, orang tua korban mengintip melalui celah lubang pintu kamar K dan orang tua korban begitu terkejut melihat anaknya sudah dalam kondisi menggantung menggunakan selendang.
Melihat itu, orang tua korban segera melakukan pelaporan ke Polsek Doro, Pekalongan, Jawa Tengah.
Korban pun juga sempat dibawa ke puskesmas untuk diperiksa. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan oleh medis, korban sudah tidak bernyawa.
BACA JUGA:Dua Orang Guru SMP Musi Rawas Menjadi Korban Begal di HGN 2023
Atas kejadian bunuh diri tersebut, korban K dimakamkan pada Kamis, 23 November 2023.
Melansir dari nova.grid.id, Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan, Ipung Sunaryo mengungkapkan, bahwa peristiwa tersebut terjadi dikarenakan emosional sesaat oleh anak dan tanpa bisa memikirkan akibatnya.
"Pasca kejadian ini, menjadi PR kita semua, tidak hanya guru, peran orang tua, dan lingkungan sangat penting untuk sedikit demi sedikit memberikan edukasi yang ramah pada anak-anak, agar tidak candu dalam bermain handphone hingga melupakan segalanya," kata Ipung.
Aksi siswa SD bunuh diri sudah marak terjadi akhir-akhir ini.
BACA JUGA:Memalukan! Orang Indonesia Tertangkap FBI Karena Kasus Penipuan Rp345 Miliar di AS
Maraknya kasus bunuh diri oleh siswa SD menjadi PR sekaligus evaluasi bagi orang tua dalam membesarkan dan mendidik anak untuk tidak terlalu cepat mengambil keputusan apalagi sampai nekat melakukan hal tersebut.
Tak hanya itu, anak pun harus kita bagikan pengalaman dan pemahaman bahwa terkadang orang tua yang bertindak agak keras bukanlah semata benci, melainkan untuk melatih mental agar kelak saat anak tumbuh dewasa lebih siap untuk menghadapi dunia yang lebih keras.