BI Turunkan Suku Bunga Acuan ke 5,75 Persen, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Sektor Riil

Jumat 17-01-2025,12:30 WIB
Reporter : Rita Rahmawati
Editor : Rita Rahmawati

SILAMPARITV.CO.ID  – Bank Indonesia (BI) melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 14-15 Januari 2025 memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75 persen. Penurunan ini juga mencakup suku bunga deposit facility sebesar 5,00 persen dan lending facility sebesar 6,50 persen. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah dinamika global dan domestik.

BACA JUGA:Peringati Hari Ibu, PHE Jambi Merang Adakan Talk Show Gerakan Peduli Stunting

BACA JUGA:Lapas Lubuklinggau Gelar Yasinan dan Tahlilan Bersama WBP

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa keputusan ini didasarkan pada prakiraan inflasi yang terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen untuk tahun 2025-2026, serta nilai tukar rupiah yang stabil sesuai fundamental ekonomi. "Dengan inflasi yang rendah dan nilai tukar yang terjaga, penurunan suku bunga ini kami harapkan dapat memberikan stimulus untuk pertumbuhan sektor riil," ujar Perry dalam konferensi pers, Rabu (15/1/2025).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyambut baik langkah ini. Ia menilai penurunan suku bunga acuan akan berdampak positif terhadap sektor riil melalui penurunan bunga kredit perbankan. "Dengan suku bunga yang lebih rendah, biaya pendanaan di sektor perbankan juga berkurang, sehingga kredit dengan bunga rendah dapat mendorong aktivitas di sektor riil," jelas Airlangga kepada wartawan, Jumat (17/1/2025).

BACA JUGA:Penuhi Hak Warga Binaan, Lapas Lubuklinggau Melaksanakan Kegiatan Pendidikan Pembinaan PKBM

BACA JUGA:Jalin Kebersamaan, Lapas Lubuklinggau Gelar Makan Bersama

Menurutnya, sektor riil merupakan tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga dukungan berupa kebijakan moneter yang proaktif akan sangat membantu pengusaha dalam memperoleh akses kredit yang lebih terjangkau.

Perry Warjiyo juga menjelaskan bahwa keputusan untuk menurunkan suku bunga tidak lepas dari dinamika global, termasuk arah kebijakan pemerintah Amerika Serikat dan pergerakan Fed Fund Rate (FFR). Di sisi lain, stabilitas domestik, seperti inflasi yang rendah dan konsumsi rumah tangga yang belum kuat, menjadi faktor penentu lainnya.

 BACA JUGA:Kementerian Pekerjaan Umum Resmikan Bendungan Rukoh di Aceh, Dukung Swasembada Pangan dan Mitigasi Banjir

BACA JUGA:Koperasi Lapas Kelas IIA Lubuklinggau Gelar Rapat Anggota Tahunan Tahun Buku 2024

"Inflasi masih terjaga rendah, sementara konsumsi rumah tangga, terutama kelompok menengah ke bawah, belum cukup kuat. Survei kami menunjukkan bahwa ekspektasi penghasilan, konsumsi, dan lapangan kerja belum menunjukkan penguatan signifikan," ungkap Perry.

Lebih lanjut, Perry menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 diproyeksikan berada di kisaran 4,7-5,5 persen, yang sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Penurunan suku bunga ini, menurutnya, akan menciptakan stimulus tambahan untuk menggerakkan roda ekonomi.

BACA JUGA:Hangatkan Hari Dinginmu dengan Bakso dan Model Wonogiri di Lubuklinggau

BACA JUGA:Kenali Ciri-Ciri Pria Soft Spoken yang Menawan

Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan ekonomi global dan domestik, serta mengarahkan kebijakan moneter untuk menjaga inflasi dalam target, nilai tukar yang stabil, dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Langkah ini diharapkan dapat mendukung berbagai program pemerintah untuk memperkuat sektor riil dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dengan penurunan suku bunga ini, diharapkan sektor perbankan dapat lebih berkontribusi dalam memberikan pinjaman kepada pelaku usaha dengan biaya yang lebih terjangkau, sehingga mendorong peningkatan investasi dan konsumsi rumah tangga.

BACA JUGA:Kemenko PMK : Tegaskan Judi Online Merusak Karakter Generasi Bangsa

BACA JUGA:PT INKA (Persero) Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMK hingga S1: Kesempatan Karier Menarik di Tahun 2025

Kategori :