Kolonial takut para haji terpapar ide-ide revolusioner dan ikut menyebarkan semangat anti-penjajahan. Namun, Snouck Hurgronje, orientalis Belanda yang mempelajari Islam dan haji, menolak asumsi ini.
“Snouck Hurgronje menyebut jemaah haji saat itu tidak layak dianggap ancaman politik,” terang Dadi.
BACA JUGA:Soal PAS/SAS Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA Semester 2 Kurikulum Merdeka Tahun 2025 dan Kunci Jawaban
BACA JUGA:Sebelum Nonton
Antara Simbol dan Makna
Hingga kini, gelar haji tetap melekat kuat dalam budaya Muslim Indonesia. Namun, di tengah era modern dengan akses ibadah haji yang lebih mudah, penting untuk mengembalikan makna spiritual dan moral dari gelar ini, bukan sekadar sebagai penanda status.
Gelar "Haji" seharusnya menjadi pengingat akan perjalanan batin, bukan hanya sekadar perjalanan fisik.
BACA JUGA:Kegiatan Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II Polres Lubuk Linggau Lubuk Linggau berlangsung Sukse